TIFFANEWS.CO.ID,- Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura -Papua merayakan dies natalis yang ke-60 yang jatuh pada tanggal 1 Oktober 2022. Perayaan kali ini mengambil tema “Universitas Cenderawasih Berkarya dan Melayani dalam sinergitas dan Inovasi menuju Universitas BLU”. Tema ini sebagai tanda bahwa Uncen sedang mempersiapkan diri untuk menjadi perguruan tinggi berbadan hukum di masa yang akan datang.
Perayaan diawali dengan acara pencanangan bulan dies dihari yang sama (01/10/2022) yang dihadiri Rektor Uncen Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT, dan para pimpinan Uncen. Kemudian dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan pelaksanaan bulan dies yang akan berlangsung mulai dari bulan Oktober sampai tanggal 9 November sebagai puncaknya.
Banyak rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan bulan dies kedepannya baik dari bidang akademis maupun non-akademis.
Dari bidang akademis akan dilaksanakan seperti seminar Nasional dan Internasional, lalu di bidang non-akademis akan ada perlombaan di bidang olahraga serta seni dan budaya, seperti sepak bola, futsal, voli, paduan suara, solo, tari yosim pancar, dan menghias tumpeng yang khusus disponsori oleh Dharma Wanita Uncen.
Selain perlombaan yang sudah disebutkan, ada juga kegiataan penanaman kembali atau reboisasi untuk hutan di wilayah kampus Uncen yang sudah mulai berkurang.
Di hari puncak pelaksanaan bulan dies, Uncen juga akan mengadakan Expo atau pameran usaha pada tanggal 9-10 November 2022 dengan mengundang mahasiswa Uncen yang bergelut di bidang wirausaha serta UMKM dari luar universitas untuk ikut mengambil bagian.
Daniel A. Dawan, SE., MM. selaku Ketua Panitia Pelaksana Dies Natalis Ucen Ke-60 mengharapkan perhatian dan keterlibatan setiap unsur Universitas Cenderawasih mulai dari pimpinan hingga mahasiswa serta pemerintah agar pelaksanaan rangkaian kegiatan bulan dies dapat berjalan dengan baik.
Berkaitan dengan perayaan dies natalis Uncen yang bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober. PR IV Uncen Fredrik Sokoy, S. Sos., M. Sos berpesan kepada generasi muda Papua untuk bersatu dalam keberagaman sebagai nilai terbesar yang harus dijaga.
“Makna kesaktian Pancasila bertumpu pada kesatuan dan persatuan bangsa terutama dalam menghadapi situasi yang mengancam bangsa dan negara. Kita telah bersatu dalam keberagaman, itu adalah nilai-nilai terbesar karena itu kita harus jaga,” pesan Fredrik Sokoy.
“Kedepannya mari kita pupuk kebersamaan ini dalam keberagaman. Meskipun berbagai ideologi bisa muncul dalam berbagai bentuk dan manifestasi, kita telah berkomitmen untuk terus berada dalam keberagaman untuk Indonesia yang lebih baik di bawah naungan Pancasila,” tutupnya. (Sem)