TIFFANEWS.CO.ID,- Pesta seni budaya Asmat atau yang dikenal dengan Festival Asmat Pokman (FAP) kembali digelar, setelah sempat terhenti selama 2 tahun akibat wabah pandemi covid 19.
Pagelaran seni budaya yang menampilkan berbagai karya seni masyarakat suku Asmat, secara resmi mulai dibuka oleh Wakil Bupati Asmat Thomas E. Safanpo, jumat (7/10).
Menurut Wakil Bupati, pentas budaya ini menjadi agenda tahunan untuk mengangkat serta melestarikan seni yang sudah menjadi tradisi turun-temurun.
“Festival ini sudah berlangsung sejak 35 tahun silam diawali dari Kampung Yamas oleh pastor Yan Smith, yang membeli hasil ukiran masyarakat,” terang Thomas.
Selepas kepergian Pastor Yan Smith, kebiasaan membeli ukiran terus dilakukan oleh pastor lainnya hingga kemunculan museum.
“Pertama kali kegiatan ini disebut lomba ukiran tahun 1981, kemudian menjadi festival budaya Asmat 1992 dan sekarang menjadi Festival Asmat Pokman,” ujarnya.
Diketahui, kata Pokman merupakan bahasa Asmat dialeg rumpun Bismam yang memiliki arti, “pok” adalah karya dan “man (mban)” yakni karya.
Sehingga jika diterjemahkan, festival ini bertujuan memamerkan karya tangan masyarakat Asmat, baik itu seni ukir, seni anyam, seni tari dan seni dayung perahu.
Keuskupan Agung Kabupaten Asmat yang ditunjuk selaku panitia penyelenggara, berharap melalui ajang pentas budaya ini bisa lebih menghidupkan kembali karya seni suku Asmat yang sudah dikenal luas melalui ukirannya.
“Ini harus jadi kesempatan istimewa sebagai bentuk dukungan kepada masyarakat Asmat, dalam melestarikan kearifan budaya dan jati diri di negeri sejuta sungai,” ucap ketua panitia Erick Sarkol.
Lebih lanjut dijelaskan, pelaksanaannya festival akan berlangsung selama 6 hari, mulai dari tanggal 6 hingga 12 Oktober 2022 dan di buka untuk umum. Dimana nantinya pada puncak acara, seluruh karya seni akan dilelang.
“Pameran yang juga diperlombakan ini diikuti sebanyak 590 peserta, terdiri dari 200 pengukir, 60 penganyam, 180 penari, serta 150 manusia perahu (peserta lomba dayung),” imbuhnya. (Bby)