TIFFANEWS.CO.ID,- Sebagai bentuk pengahargaan atas perjuangan kelompok noken yang terus bekerja mewariskan nilai-nilai budaya, penggagas Noken Unesco Titus Pekei menyerahkan Sertifikat Noken Unesco yang diterima tahun 2012 silam kepada 25 Kelompok Noken di Timika, Sabtu (18/3).
Titus Pekei, dalam rilisnya yang diterima media, Jumat (24/3), mengatakan penyerahan sertifikat noken dari Unesco ini merupakan bentuk penghargaan atas jerih payah pengrajin noken dalam melestarikan warisan budaya tak benda sehingga dapat dikenal luas dan memberikan nilai postitif bagi kemajuan budaya Papua.
“Ini merupakan satu upaya yang diterima oleh pengrajin noken, sehingga diharapkan terus merajut noken Papua,” kata Titus Pekei.
Peneliti dan penulis dari lembaga Ekologi Papua ini menjelaskan, dirinya pernah menghadiri sidang kebudayaan warisan dunia yang berlangsung di Paris 3-7 Desember 2012.
Kehadirannya mewakili mama-mama dan bapak-bapak pengrajin noken di seluruh 7 (tujuh) wilayah adat Papua.
Sidang itu membahas dan menetapkan Noken sebagai warisan tak benda dunia. Penetapan terjadi pada 4 Desember 2012 jam 9-10 waktu Paris Prancis.
Menurut Titus Pekei, sidang itu berlangsung cepat dan tanpa perdebatan, karena noken dinilai memiliki keaslian, kekhasan dan keunikannya yang tak tergantikan yang tidak terdapat di tempat lain selain Papua.
“Noken ada hanya di pulau Papua. Papua Timur PNG disebut Billum. Papua Barat disebut noken.Noken adalah wadah pemersatu bagi manusia suku-suku asli Papua,” kata Titus.
Titus menjelaskan, noken membentuk kekeluargaan bersama dalam kelompok-kelompok, simbol kekuatan bagi pribadi pengrajin noken yang selama ini berjalan masing-masing, sibuk sendiri-sendiri.
Sejak 4 Desember 2012 sampai 4 Desember 2022 antara satu pengrajin dengan pengrajin noken yang lain diorganisir sehingga dapat memersatukan pengrajin dalam satu-kesatuan sebagaimana fungsi noken yaitu mempersatukan.
Itulah sebabnya, lanjut Titus Pekei, setiap pengrajin Noken warisan budaya Papua secara resmi menerima penghargaan sertifikat noken, dan merupakan upaya pelindungan dan pengembangan noken warisan budaya takbenda khas tanah Papua.
Titus menilai, selama ini negara tidak melakukan rencana aksi yang semestinya dilakukan, namun hal itu merupakan pemacu agar komunitas pengrajin noken di seluruh tanah Papua tetap eksis memberikan hal terbaik dalam memelihara kehidupan umat manusia.
Titus mengaharapkan mama-mama pengrajin noken untuk tetap merajut noken, menganyam noken dan menyulam noken Papua, sebagai wujud nyata untuk mempertahankan dan melestarikan noken warisan budaya takbenda dunia asal tanah Papua.(*bn)