TIFFANEWS.CO.ID, – Uskup Jayapura, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai didampingi Administrator Keuskupan Timika, Pastor Marthen Ekowaibii Kuayo, Pr mentabiskan dua imam dari Ordo Fransiskan yakni Pastor Alpius Alpen Mujijau, OFM dan Pastor Domisius Wandi Batoteng Raya, OFM, di Paroki St.Fransiskus Xaverius Titigi, Intan Jaya, Minggu, (25/6/2023).
Uskup Jayapura, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai dalam kotbahnya mengatakan, dalam pandangan suku-suku yang ada di Papua bagian pengunungan, untuk menjadi pastor dan biarawan-biarawati adalah menjadi sesuatu yang sulit.
“Pada waktu saya usia SD di kampung Paniai,saya mendengar dari orang-orang, hanya orang-orang Belanda saja yang bisa jadi Pastor,Burder dan Suster.Sementara orang-orang suku Papua, Orang Mee, Orang Migani, Orang Dani, Damal dan suku lain berpikir bahwa anak-anak kita tidak bisa jadi Pastor,Burder dan Suster,” kata Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai.
“Anak laki-laki disiapkan untuk kawin, untuk jaga dusun, untuk mewariskan Tanah. Sementara anak perempuan disiapkan untuk dikawinkan dengan laki-laki sebagai pembawa harta kekayaan bagi keluarga. Demikian cara pandang orang-orang disaat itu,” lanjutnya.
Cara pandang kebanyakan orang berubah sejak adanya seorang Imam pertama yang berasal dari daerah Papua pengunungan.
“Orang-orang Papua, suku-suku pedalaman yang ada di sini juga mulai mengalami perubahan cara pandang seperti itu ketika Imam pertama dari suku Mee dari pedalaman, melalui Pater Theo Magai ditahbiskan menjadi Imam pada Tahun 1980 di Moanemani,” jelas Uskup Pertama Orang Asli Papua ini.
“Pada saat itulah orang-orang pedalaman dengan melihat peristiwa itu, ow, kalau begitu kita punya orang gunung juga juga bisa jadi pastor,suster dan bruder.Dan pintu itu dibuka sejak pastor Theo Magai menjadi Imam pertama orang Mee,Orang gunung juga orang Koteka,” terang Uskup Yanuarius.
Dengan demikian, menurut Uskup, sejak Theo Magai ditahbiskan menjadi Imam pertama, dengan peristiwa tersebut kita bisa melihat lebih jauh dan mendalam bahwa Tuhan Allah juga mengasihi kita.
“Juga Tuhan Allah memberikan rahmat kepada semua orang dan semua suku. Kasih Tuhan tidak bisa membeda bedakan,” tambahnya.
Lanjut Uskup, hingga saat ini sudah ada banyak imam dan biarawan-biarawati yang berasal dari anak-anak gunung juga anak koteka.
“Beberapa tahun terakhir ini panggilan menjadi imam dan suster sudah dijawab oleh anak-anak gunung, juga anak koteka dan ada banyak suster. Dan salah satunya adalah Diakon Alpius Alpen Mujijau,OFM yang akan ditahbiskan hari ini,” tambahnya.
Di akhir kotbahnya, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai mengajak dan mengharapkan agar kedua pastor yang ditahbiskan setia dalam panggilan terutama dalam pelayanan terhadap umat.
“Kepada dua diakon yang akan ditahbiskan menjadi Imam hendaknya setia dan berani melaksanakan Tri Tugas Yesus secara konsekuen dan bertanggungjawab. Dan hal yang paling terpenting adalah ketika memang situasi menuntut untuk pasang badan karena menghadapi umat dan menghadapi serigala, atau umat menghadapi pencuri ,hendaklah gembala jangan lari tinggalkan domba.Tetapi selalu ada bersama domba dalam pemperjuangkan keadilan, kebenaran, kedamaian dan pelanggaran HAM,” tutupnya.
Kesetiaan bersama umat dalam suka dan duka, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai mengajak para imam yang hadir agar belajar dari para Pastor yang bertugas di dekenat Moni-Puncak yang selalu bersama umat meski situasi keamanan selama ini kurang kondusif.
Turut hadir dalam perayaan petahbisan ini, pimpinan Fransiskan Duta Damai Papua, dan Pastor Dekan Dekenat Moni-Puncak, Pastor Yanuarius Yance,W.Yogi, Pr., dan puluhan imam dan suster.
Turut hadir Pj.Bupati Kabupaten Intan Jaya, Apolos Bagau, S.T didampingi Ny. Ancela Duwitau, S.IP, Kepala dinas Pengendalian Penduduk dan KB ,Fransina Belau, S. Kep., Ns, Sekda Kabupaten Intan Jaya, Asir Mirip, M.Si, perwakilan DPRD, Melianus Belau, S.IP yang juga terlibat aktif dalam mengsukseskan perayaan penthabisan dua imam dari ordo fransiskan ini.
Perayaan pesta imam bagi umat dekenat Moni-Puncak ini diikuti antusias oleh ribuan umat dalam suasana hening dan meriah.
Kalis