TIFFANEWS.CO.ID- Buku,”Pola Pendididikan Misionaris Dalam Membangun SDM Papua Berkaca Dari Semangat Spritualitas Pastor Anthonius B.M. Tromp OSA Di Wilayah Vogelkoop Tanah Papua.”didiskusikan melalui webinar oleh Departemen Gugus Tugas Papua, Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Sabtu, (24/6).
Buku yang ditulis oleh Robertus Yewen ini terdiri dari 21 bagian yang merekam karya Pastor Tromp dari kesaksian beberapa orang yang pernah mengenyam didikannya.
Enam penanggap buku itu diantaranya Mantan Bupati Kabupaten Tambrauw Gabriel Asem, Guru Besar Sosiologi Uncen Prof. Dr.Drs. Ave Lefaan, Pastor Athanius Bame, OSA, Direktur SKPKC OSA Pastor Heribertus Lobya OSA, Ketua Komda Papua Barat Yustina Ogoney dan Ketua Komda Papua Barat Daya Vincentius P. Baru
Gabriel Asem menilik sosok Tromp adalah pastor yang menurutnya baik, selalu merangkul semua orang tanpa membedakan latar belakang agama, suku dan golongan sosial.
” Pastor Antonius adalah pahlawan pendidikan bagi anak-anak Papua di wilayah kepala burung,” kata Gabriel Asem.
Dia menganjurkan agar buku ini diperbanyak dan disebarkan ke sekolah-sekolah untuk menjadi pedoman pola pendidikan bagi generasi muda sekarang dan akan datang.
Guru Besar Sosiologi Universitas Cenderawasih, Ave Lefaan mengatakan pola pendidikan asrama yang diperkenalkan Pastor Tromp bukan semata tempat tinggal melainkan sebagai tempat belajar.
”Kita mesti berkaca dari semangat spritualitas Pastor Tromp dengan pola pendidikan asrama yang melihat asrama bukan semata menjadi tempat tinggal tetapi menjadi ‘sekolah’ tempat belajar tentang kemandirian dan manajemen diri. Kedepan menjadi hal yang penting untuk diterapkan dan diprioritaskan.,” kata Guru Besar Sosiologi Universitas Cenderawasih, Ave Lefaan,
Bagi Yustina Ogoney, Pastor Tromp ibarat pohon beringin, tempat bernaung dan perlindungan bagian semua orang.
“Pastor Tromp selalu lihat dari sisi kemanusiaan tanpa memandang perbedaan. Ia juga telah berjasa dalam membiayai ayah saya untuk melangsukan pendidikannya. Dan saya juga mengalami kebaikan itu, bahkan anak saya merasakan,” tutur Yustina mengenang jasa pastor sambil menetaskan air mata.
Tromp dimata rekan pastornya, Pastor Heribertus Lobya, OSA merupakan sosok yang memberi diri sepenuhnya untuk gereja.
“Pastor Tromp taat kepada uskup melalui pelayanan nyata di bidang pendidikan di wilayah Kepala Burung. Karya nyatanya dalam membangun sekolah berpola asrama seperti Seminari Menengah Petrus Van Diepen Sorong, SMA YPPK Agustinus Sorong, SMP dan SMA Villanova Manokwari. Model pendidikan berasrama seperti ini patut ditiru oleh Pemerintah Daerah di Tanah Papua.” kata Pastor Heribertus Lobya.
Pastor Lobya yang menjabat Direktur SKPKC OSA ini mengatakan, selama ini pemerintah banyak membangun asrama tetapi tidak ada pendampingan dan pembinaan.
“Aktivitas keseharian belum tersistem dengan baik,” ujarnya.
Menurut Pastor Lobya, pendidikan merupakan bagian dari tugas penggembalaan, sementara yang menjadi fokus perhatian Tromp adalah investasi sumber daya manusia.
“Untuk menjawab kebutuhan sumber daya manusia, tentunya membutuhkan waktu sekitar 30 tahun. Setelah itu, baru dapat hasilnya,” ujarnya.
Perwakilan Ordo Santo Agustinus Pastor Athanasius Bame, OSA, mengakui hasil didikan Tromp sekarang tersebar di berbagai bidang termasuk di bidang legislatif, eksekutif dan Yudikatif.
“Kita bisa lihat hasil lulusan dari pendidikan rintisan Tromp yang tersebar di berbagai lini seperti legislatif, yudikatif dan eksekutif, swasta dan lainnya khususnya di wilayah kepala Burung,” kata Pastor Athanasius Bame.
Vincentius Paulinus Baru mengapresiasi penulis buku yang telah mendokumentasikan karya pelayanan pastor melalui orang-orang terdekatnya.
“Karya beliau, bukan saja di bidang pendidikan, tetapi di bidang ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat, bisa dilihat dari hasil pertanian mereka, kemudian ditampung ke koperasi, lalu pemasarannya di jual ke toko dan pasar di Manokwari-Sorong.
Ia berharap agar karya di bidang ekonomi ini bisa menjadi perhatian penulis dalam menulis buku Pastor Tromp selanjutnya.
Ketua Gugus Tugas Papua Pemuda Katolik Melkior N.N.Sitokdana mewakili Pengurus Pusat Pemuda Katolik mengatakan pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk merawat peradaban suatu bangsa.
Oleh karenanya, dia mengusulkan agar diskusi tentang pendidikan lebih khusus karya para misionaris perlu terus digalakan agar dapat diteladani dan diwariskan untuk generasi saat ini.
“Khusus di tanah Papua, kontribusi misionaris dalam pastoral pendidikan menjadi hal yang penting untuk dijadikan teladan. Seperti karya besar almarhum Pasor Anthonius B.M. Tromp OSA.” [] Alfonsa Wayap