TIFFANEWS.CO.ID,- Nilai investasi di Papua Selatan pada Triwulan II mencapai jumlah yang sangat besar, yakni 16 triliun rupiah. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Papua Selatan terus mendorong perusahaan untuk serius melaksanakan CSR dan Plasma.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Papua Selatan (PPS), Petrus Assem, S.Sos., M.M, dalam wawancara tiffanews, di ruang kerjanya, Kamis (13/7)
Dinas Penanaman Modal dan Program Terpadu Satu Pintu, Provinsi Papua Selatan telah melakukan kunjungan ke perusahaan yang berinvestasi di wilayah Papua Selatan untuk melihat perkembangan investasi di Papua Selatan.
Petrus Assem menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan di wilayah Papua Selatan telah konsisten dalam menyampaikan dan menyediakan investasi terbesar di sektor pertanian.
Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan ini perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut karena mereka melaksanakan program plasma dan Corporate Social Responsibility (CSR) sesuai dengan undang-undang.
“Semua perusahaan telah secara kontinu melaksanakan program CSR kepada masyarakat Orang Asli Papua (OAP) serta masyarakat non-OAP yang tinggal di sekitar wilayah perusahaan,” ujar Petrus Assem.
Program-program yang dilaksanakan meliputi pendidikan kesehatan, ekonomi kerakyatan, dan bantuan dalam membangun infrastruktur yang menghubungkan perusahaan dengan jalan raya, sehingga memberikan akses bagi masyarakat.
Selain itu, beberapa perusahaan perkebunan di Papua Selatan juga telah membangun program plasma, seperti PT. Bio Inti Agrindo (BIA) misalnya, telah membangun plasma seluas 6.867 hektar yang diperuntukkan bagi orang asli Papua.
Orang asli yang tinggal di area perkebunan kelapa sawit tersebut juga mendapatkan pendapatan setiap bulan, dengan jumlah terendah sebesar 2,5 juta rupiah.
Pada PT. Berkat Cipta Abadi (BCA) telah membangun plasma seluas 2.280,72 hektar yang sudah beroperasi dan dipanen oleh masyarakat setempat. Sementara itu, PT. Agro Cipta Persada (ACP) telah menerapkan program plasma seluas 3.079 hektar kepada masyarakat.
Dalam hal ini DPMPTSP PPS konsisten mendorong agar semua perusahaan perkebunan di masa depan wajib melaksanakan program plasma sebagai pengganti bagi masyarakat pemilik hutan dan tanah.
“Hal ini dikarenakan wilayah tempat masyarakat mencari makanan di hutan dan sungai sekitar telah berkurang. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan diharuskan melaksanakan program plasma di luar program CSR.”ujarnya.
Petrus Assem lanjut menjelaskan bahwa program CSR telah dilaksanakan oleh semua perusahaan, bahkan perusahaan-perusahaan baru yang masuk juga sudah melaksanakan program CSR.
Maka, DPMPTSP merasa perlu memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan tersebut, dimulai dari niat baik perusahaan untuk melaksanakan program tersebut.
“Pada prinsipnya, masyarakat di sekitar perusahaan merasa senang dengan kehadiran perusahaan, meskipun perusahaan tidak terlepas dari masalah, maka patut kita apresiasi langkah dalam menyelesaikan masalah yang sudah dilakukan,” jelas Petrus.
Petrus Assem menambahkan bahwa masalah tersebut muncul di awal karena masyarakat merasa bahwa hutan mereka diganggu.
“Hutan merupakan harga diri bagi mereka. Namun, masalah dapat diselesaikan jika perusahaan hadir di masyarakat dan mengatur segala sesuatunya dengan baik serta meminta permisi pun dengan baik, ” Sambung Petrus.
Ditekankannya bahwa orang Papua memiliki hati yang sangat baik. Jika perusahaan datang untuk berbicara dan berdiskusi dengan baik serta mencapai kesepakatan bersama, maka akan diterima dengan baik. Namun, jika perusahaan masuk secara sembarangan, maka akan ditolak dan menimbulkan keributan.
“Untungnya, hingga saat ini, perusahaan-perusahaan di Papua Selatan telah menjalankan segalanya dengan baik.” tambahnya lagi.
Sejak Provinsi Papua Selatan dimekarkan, Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) mengalami peningkatan. Dalam sistem online, pemerintah mengapresiasi hal itu, dan LKPM Papua Selatan memiliki tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi daerah otonomi baru lainnya.
Dengan demikian, investasi di Papua Selatan terus berkembang pesat, dengan perusahaan-perusahaan yang berkomitmen melaksanakan program plasma dan CSR.
“Semua pihak diharapkan dapat memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan tersebut atas kontribusinya dalam memajukan masyarakat asli Papua dan lingkungan sekitar,” tutupnya. (Ron)