TIFFANEWS.CO.ID,- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Intan Jaya secara resmi membuka penerbangan dalam rangka memulangkan masyarakat asal Intan Jaya yang mengungsi ke Nabire, Paniai dan Timika sejak terjadi konflik bersenjata antara TNI-Polri dan KKB (TPNOPM) sejak Desember 2019 lalu.
Pj Bupati Intan Jaya, Apolos Bagau, ST saat membuka penerbangan perdana dalam rangka memulangkan masyarakat yang mengungsi, mengatakan, pemerintah daerah telah menganggarkan dana untuk pulangkan pengungsi ke Intan Jaya pada tahun anggaran 2022.
Ia menjelaskan, pemerintah Kabupaten Intan Jaya sedang melakukan pendataan pengungsi asal Kabupaten Intan Jaya yang ada di Nabire, Paniai dan Timika, Papua Tengah.
“Warga Intan Jaya mengungsi keluar dari Intan Jaya sejak tahun 2019 karena adanya konflik gangguan keamanan antara TNI/Polri dengan KKB (TPN OPM) sehingga banyak masyarakat Kabupaten Intan Jaya mengungsi ke Nabire, Paniai dan Timika. Maka pada tahun 2022, Pemerintah Kabupaten Intan Jaya telah menganggarkan dana untuk pulangkan warga yang telah mengungsi keluar dari Intan Jaya sejak 2019 sampai tahun 2022,” ungkap Pj Bupati Intan Jaya Apolos Bagau di Bandara Douw Atarure, Nabire, Papua Tengah, Selasa (1/8)
Lebih lanjut, Pj Bupati mengatakan, Pemerintah Kabupaten Intan Jaya sepakat untuk mengambil langkah untuk mengembalikan atau memulangkan pengungsi. Maka pada hari ini 1 Agustus 2023 saya sebagai Pj Bupati Kabupaten Intan Jaya secara resmi membuka penerbangan perdana untuk kembalikan pengungsi ke Intan Jaya.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada dinas sosial Intan Jaya. Dimana telah melakukan pendataan di Timika, Paniai dan Nabire sejak beberapa bulan lalu, sehingga pada kesempatan ini kami membuka dan mulai kembalikan pengungsi. Untuk selanjutnya mereka akan bekerja baik di Nabire maupuan di Timika untuk pulangkan pengungsi dengan maskapai yang pemerintah daerah, dalam hal ini dinas sosial telah kerjasama,” terangnya.
“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada maskapai yang telah besedia untuk bekerjasama dengan kami pemerintah Intan Jaya dalam rangka kembalikan pengungsi ke intan jaya. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta dalam melakukan pendataan pengungsi yang ada di Nabire, Paniai dan Timika.”
Pj Bupati mengungkapkan, Kondisi Intan Jaya saat ini masih ada gangguan, tetapi gangguan yang terjadi dalam enam bulan terakhir tidak begitu masif. Secara umum kabupaten Intan Jaya mulai saat ini sedang dalam pemulihan.
“Maka kami pemerintah daerah siap untuk mengembalikan masyarakat kami ke Intan Jaya. Dalam rangka ini, kami meminta dukungan dari semua pihak agar pemulangan para pengungsi kembali ke Intan Jaya dapat berlangsung dengan baik,” harapnya.
Pj Bupati secara khusus menyampaikan terima kasih kepada TNI dan Polri yang bertugas di Intan Jaya selama ini, yang telah berupaya dan bekerja keras untuk memulihkan Kamtibmas di Intan Jaya.
“Kondisi saat ini sudah membaik dan mulai pemulihan, walaupun masih ada sedikit sedikit pergerakan gangguan kamtibmas namun selalu diatasi dengan baik atas kerja sama Pemda, TNI-Polri, tokoh gereja, dan masyarakat Intan Jaya. Kita berterima kasih dan mengucap syukur kepada Tuhan, karena campur tangan Tuhan Forkopimda bersama masyarakat bekerja sama dengan baik untuk memulihkan konflik Intan Jaya secara bertahap,”tutupnya.
Sementara itu, Oni Dendegau, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Intan Jaya menambahkan, masyarakat yang telah mengungsi dari Intan Jaya dan tinggal di Nabire sudah terlalu banyak. Kata dia, dalam rangka memulangkan para pengungsi yang ada di Nabire, Paniai dan Timika, pihaknya telah melakukan pendataan.
“Sehingga kami dari dinas sosial telah melakukan pendataan dan mulai hari ini kami membuka secara resmi bersama Bapak Pj Bupati membuka penerbangan perdana dalam upaya pulangkan para pengungsi ke Intan Jaya,” kata Dendegau.
Ia menjelaskan, pemerintah kabupaten Intan Jaya setelah mendata pengungsi, pemerintah hanya menyiapkan tiket saja. Rutenya semua akan terbang ke Sugapa.
“Pemerintah tidak menyediakan anggaran apa pun selain menyediakan pesawat untuk angkut masyarakat dari Nabire, Paniai, dan Timika tujuan Sugapa. Tidak ada biaya untuk masyarakat pulang ke kampung masing-masing dari Sugapa. Itu tanggungjawab masyarakat. Itu saya garis bawahi supaya masyarakat dapat mengerti dan dapat bekerjasama agar semua proses pemulangan para pengungsi dapat berlangsung dengan baik,” terangnya.
Selain itu, kata Dendegau, pembiayaan untuk pulangkan pengungsi asal Intan Jaya bersumber dari APBD Intan Jaya yang telah dianggarkan pada tahun anggaran 2022 lalu.
Untuk diketahui, pada penerbangan perdana pemulangan pengungsi Intan Jaya dari Nabire telah terbang satu flight dengan maskapai Smart Air dari Bandara Douw Atarure, Nabire tujuan bandara Bilorai (Sokopaki), Sugapa. Untuk selanjutnya, dalam setiap penerbangan akan memuat 12 penumpang. (*bn)