TIFFANEWS.CO.ID,- Pertemuan Konsultasi Pemangku Kepentingan World Water Forum ke-2 atau 2nd Stakeholder’s Consultation Meeting (SCM) digelar di Hotel Intercontinental Bali Resort, Jimbaran, Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada 12—13 Oktober 2023.
Pertemuan tersebut akan menetapkan sejumlah komitmen bersama untuk mencari solusi mengatasi permasalahan air secara global dengan berlandaskan kemauan dan keputusan politik.
Landasan tersebut diyakini akan menciptakan diplomasi air (hidrodiplomasi) yang terdiri dari beberapa kebijakan, yaitu pembiayaan pengelolaan air, beban air kedalaman, dan hak atas air. Kebijakan-kebijakan tersebut harus diimplementasikan secara konkret di negara masing-masing, baik secara nasional maupun lokal.
Salah satu tujuannya adalah agar dapat memberikan solusi terhadap upaya peningkatan akses air dan sanitasi bagi kelompok masyarakat miskin. Secara luas, air harus dapat mempersatukan seluruh negara melalui kerja sama penanganan masalah.
“Kita menuruti kemauan politik dan keputusan politik karena air adalah politik bersama, air mengelilingi kita, air menyatukan kita, air menstimulasi kita, dan air adalah masa kini kita. Akan menjadi masa depan kita dan masa depan generasi berikutnya,” kata President World Water Council (WWC) Loic Fauchon saat membuka 2nd Stakeholder’s Consultation Meeting (SCM), Kamis (12/10/2023).
2nd Stakeholder’s Consultation Meeting mempertemukan berbagai pemangku kepentingan sehingga bisa menjalin komunikasi yang dapat membangun kerja sama antarnegara di berbagai belahan dunia lainnya seperti Asia Pasifik, Amerika, Afrika, hingga regional lainnya.
Secara spesifik, Pertemuan Konsultasi Pemangku Kepentingan World Water Forum ke-2 mempertemukan sekitar 700 pemangku kepentingan dari 70 negara yang terdiri dari unsur kepala negara, pemerintah pusat, otoritas lokal, parlemen, organisasi, dan masyarakat.
“Tugas kita menunjukkan kepada media dan masyarakat luas, bahwa pekerjaan kita di seluruh dunia memberikan solusi,” kata Loic.
Pertemuan memiliki konsep pembahasan tematik yang diantaranya, keamanan dan kemakmuran air (Water Security and Prosperity), Air untuk Manusia dan Alam (Water for Humans and Nature), Pengurangan dan Pengelolaan Risiko Bencana (Disaster Risk Reduction and Management), Kerja Sama dan Hidro-diplomasi (Cooperation and Hydro-diplomacy), Air dan Keuangan Berkelanjutan (Water and Sustainable Finance), dan Pengetahuan dan Inovasi (Knowledge and Innovation).
Proses Tematik tersebut, mengembangkan konsep topik dan subtema dengan isu-isu rinci untuk membahas topik sesi tentatif berdasarkan diskusi dalam kelompok kerja masing-masing dengan mengadakan sesi breakout.
“Tantangan-tantangan besar ini, yang semuanya merupakan prioritas penting bagi masa depan planet ini, akan mengharuskan kita untuk melakukan upaya yang lebih besar lagi di tahun-tahun dan dekade yang akan datang,” pungkas Loic. (*bn)