TIFFANEWS.CO.ID,- Johannes Gluba Gebze, atau sering disebut JGG, Tokoh Masyarakat Marind dan Mantan Bupati 2 Periode Kabupaten Merauke, memberikan pesan kepada masyarakat di Kabupaten Merauke tentang pentingnya menjaga kemajemukan di Papua Selatan.
Dalam acara Pelantikan Pengurus Himpunan Keluarga Jawa Sunda Madura (HKJSM) Provinsi Papua Selatan di Wasur II, Merauke, Ibukota Papua Selatan, pada Minggu (21/1/2024), Johannes Gluba Gebze menyampaikan bahwa tanah Marind, tanah Papua Selatan, kini telah menjadi aset berharga bagi kekayaan Indonesia dan kemajemukan, sebagai persembahan tertinggi.
Gluba mengungkapkan harapannya agar seluruh wilayah Indonesia dipenuhi oleh kemajemukan, menciptakan Indonesia Raya sesungguhnya. Ia menekankan pentingnya mengisi setiap ruang kosong dengan keberagaman, sehingga dari Sabang hingga Merauke terdengar suara kebangsaan yang meriah.
Dalam sambutannya, Gluba mengingatkan bahwa kata-kata indah tak berarti jika tidak berasal dari hati yang mencintai kekayaan
“Saudara – saudariku yang saya kasihi, mulut saya boleh berucap puisi seindah apapun, tapi kalau bukan bahasa hati saya dan bukan menjadi terjemahan mencintai seluruh kekayaan manusia yang diberikan Tuhan berarti mulut saya hanya berbohong,” ujar JGG.
Kemajemukan dan rasa cinta terhadap ke-Indonesiaan yang utuh membuat di masa lalu Ia hadirkan wujud silaturahmi kebangsaan dalam moto “Izakod Bekai Izakod Kai, Satu Hati Satu Tujuan”.
Sebagai tokoh yang kini berusia 71 tahun, Gluba mengucapkan terima kasih atas kehormatan diundang dalam acara HKJSM dan mengingatkan sejarah panjang kerukunan di Merauke, mulai dari kedatangan berbagai suku di tahun 1900-an hingga saat ini.
“Dan ini bukan malam pertama, 1900-an orang Marind sudah menerima orang Jawa, Sunda, Madura bahkan seluruh suku Indonesia di tempat ini,” jelasnya.
Gluba menyinggung sejarah keluarga Markali, yang mengalami penderitaan pada Perang Dunia Kedua, dan mengharapkan pertimbangan untuk mengembalikan tanah tersebut kepada keluarga Markali.
Ia juga memaknai kerukunan beragama di Merauke, di mana orang Marind dan berbagai suku hidup bersama dengan damai.
Tambahnya, Orang Marind tidak pernah mempermasalahkan siapapun tinggal di tanah Merauke.
“Orang Buti tanahnya sudah habis ! orang Marind di Wasur, Kuper, Baad, Wayau, Senegi, Kaliki sudah habis tanahnya. Kenapa habis ? karena banyak saudara lain yang datang untuk membutuhkan tempat tinggal dengan layak,” tegas Jhon Gluba Gebze.
Kerelaan yang begitu tinggi sudah diberikan, jadi harapnya, tidak perlu takut hidup berdampingan dengan orang marind karena Marind memiliki keagungan kerelaan yang tinggi agar semua nyaman tinggal di Tanah Marind
Pesan akhir Gluba adalah ajakan untuk memupuk semangat bersama dalam membangun Papua Selatan dan melangkah maju sebagai bagian dari Republik Indonesia. (Ron)