Oleh : Djohan Rumboy
Saat ini sudah banyak produk yang mampu dibuat oleh masyarakat lokal, mulai dari proses tanam hingga pengolahan menjadi produk jadi yang siap dijual. Hanya kalau dilihat kekurangannya adalah penentuan target pasar. Kepada siapa produk ini akan dijual ?
Selain itu, beberapa masalah juga yang dialami pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) lokal yang salah satunya terkait teknik pemasaran. Padahal, dari kemasan yang digunakan sudah sangat-sangat menarik dimana menambah penampilan yang biasa saja menjadi luar biasa.
Banyak pelaku UMKM yang didorong mengikuti beberapa pelatihan kewirausahaan yang diberikan oleh pemerintah dan juga berbagai macam organisasi yang bergerak di bidang usaha, tetapi mereka lupa bahwa begitu pentingnya pemberian uji dalam bentuk praktek dengan waktu yang diperlukan. Karena membangun usaha itu mudah tetapi yang sulit itu ialah mempertahankannya.
Ditambah lagi sekarang kami semua berada di “Era digitalisasi” yang apapun aktivitasnya dilakukan 80% menggunakan teknologi digital, baik di sektor pendidikan, kesehatan, dan juga ekonomi khususnya. Sampai sekarang dalam melakukan promosi sudah sangat mudah, cukup dengan membuat akun usaha pada sosial media seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, dan lain sebagainya.
Penting juga pengetahuan mengenai digital karena sangat bermanfaat bagi pertumbuhan usaha, seperti toko-toko online yang digunakan sekarang atau bisa disebut “Market Place (Shoope, Tokopedia, Lazada)”.
Dalam melakukan promosi tidak hanya sebatas posting lalu dibiarkan begitu saja, tetapi harus menggunakan sistem “jemput bola” yang artinya kita tidak menunggu pembeli datang tetapi kita yang harus mencari melalui penawaran-penawaran dengan menggunakan bahasa bisnis (Marketing).
Sebelum melakukan penawaran, yang harus diketahui ialah siapa target pasar kita ? Apakah usia remaja ? Mahasiswa ? Orang kantoran ? apakah Laki-laki ? Perempuan ?. Untuk itu yang harus kita kuasai adalah pengetahuan produk yang ingin kita jual, siapakah yang pantas memilikinya. Misalnya, ini bolpen ! Apakah tukang kebun yang menginginkannya ? Pasti tidak !
Bahasa yang digunakan di dalam konten atau postingan penawaran melalui sosial media harus disesuaikan dengan kepada siapa produk ini akan dijual. Alangkah baiknya melakukan analisa sederhana terlebih dahulu agar apa yang ditawarkan tepat sasaran.
Beberapa hal bisnis yang harus diperhatikan bagi para UMKM lokal ini seperti produk, harga, tempat, dan promosi karena keempat elemen merupakan dasar yang kuat dalam menjalankan suatu usaha
Berbicara mengenai bisnis memang bukan hal yang mudah bahwa dibutuhkan mental kuat dalam pemeliharaan suatu usaha yang dijalankan melalui, pengelolaan keuangan yang baik, menjaga kualitas produk yang dijual, melakukan pelayanan yang nyaman terhadap konsumen, dan harus mampu mengikuti perkembangan jaman.
Pengelolaan keuangan usaha yang kecil dapat melalui pembukuan sederhana terhadap setiap transaksi yang dilakukan. Dalam pengaturan keuangan tidak boleh sekali-kali uang usaha dicampur dengan uang usaha karena dengan adanya pembukuan itu dapat melihat berapa yang milik pribadi dan berapa yang milik perusahaan. Ingat juga bahwa, setiap pendapatan harus diatur dengan baik agar kedepannya dapat menambah aset-aset usaha untuk UMKM yang berada dalam proses pengembangan.
Harapan saya bahwa semoga kedepan hal-hal ini dapat dilihat pemerintah daerah dan menjadi bahan kerja sama melalui wadah atau kelompok-kelompok yang ada, agar dapat mendorong UMKM-UMKM lokal terkhususnya kepada mereka yang merupakan orang asli Papua (OAP).