TIFFANEWS.CO.ID,- Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC., mengajak umat Katolik Keuskupan Agung Merauke terlibat aktif melahirkan pemimpin baru dalam pemilu 2024.
Uskup Mandagi berharap tahun politik ini diwarnai dengan damai, aman, lancar dan tidak adanya kekerasan,
“Marilah kita berdoa kepada Allah supaya tahun politik ini, diwarnai dengan damai,” kata Uskup Petrus Canisius Mandagi.
Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC. mengatakan hal itu dalam surat gembala pemilu 2024 dan pra paskah 2024 bagi umatnya. Senin (12/02/2014).
Sebagaimana diketahui hari pencoblosan pemilu 2024, Rabu, (14/2/2024) bertepatan dengan dimulainya masa pra paskah bagi umat Katolik.
Uskup Mandagi dalam surat gembalanya mengatakan, bagi rakyat Indonesia, 2024 adalah tahun istimewa atau tahun khusus yakni tahun politik, dimana kita akan memilih Presiden-Wapres RI, DPR pusat, provinsi, kabupaten/kota serta DPD.
“Marilah kita berdoa kepada Allah supaya tahun politik ini, diwarnai dengan damai. Semoga tahun politik ini berjalan aman, lancar dan tidak adanya kekerasan,” kata Uskup Mandagi.
Sebagai orang Katolik, lanjut Uskup, menjadi saksi Kristus khususnya di tahun politik ini, adalah 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia.
“Bagaimana kita menjadi saksi Kristus khususnya di tahun politik ini? Almarhum Mgr. Albertus Soegijjapranata, SJ , mantan Uskup Agung Semarang , seorang pahlawan nasional , seorang uskup pribumi Indonesia pertama berkata, kita orang Katolik adalah 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia,” kata Uskup Mandagi.
Jadi, lanjutnya, umat senantiasa percaya bahwa Allah berkarya menyelamatkan Bangsa Indonesia. Allah senantiasa campur tangan memimpin bangsa Indonesia menuju Indonesia damai baik secara lahirilah maupun batiniah.
Uskup menyampaikan beberapa hal yang pantas Gereja Katolik laksanakan sebagai tanda menjadi saksi Kristus dalam tahun politik ini, sebagaimana dikemukakan para uskup se-Indonesia di sidang KWI 2023 lalu.
Sejumlah hal penting yang dihasilkan itu diantaranya mendorong umat terlibat aktif melahirkan pemimpin baru dengan kriteria sebagai berikut, memegang teguh pancasila dan UUD 1945, mengormati kebhinekaan, memiliki integritas.
Selain itu, berpihak kepada kaum miskin kecil, tersingkirkan dan difabel, memiliki rekam jejak terpuji, menjunjung tinggi martabat manusia, mengutamakan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi atau golongan dan menjaga keutuhan alam ciptaan.
Sementara terkait dengan masa prapaskah, kata Uskup, Gereja Katolik memasuki masa penuh rahmat yakni Masa Puasa atau Masa Prapaksah.
Dalam masa itu, lanjut Uskup Mandagi, umat Katolik diajak secara istimewa menyadari akan dosa-dosa. Dan karena percaya kepada Allah yang berbelas kasih, kita bertobat dan kita kembali kepada Allah,” ungkapnya.
Untuk membantu dalam mengisi masa Prapaskah, umat diajak untuk merenungkan secara mendalam thema ‘Menjadi Saksi Kristus.’(*bn)