TIFFANEWS.CO.ID – Pertransiit Benefaciendo yang artinya “berkeliling sambil berbuat baik”, begitu kalimat yang diucapkan Florencio Mario Vieira, yang akrab dipanggil Mario salah satu anggota Yayasan Wadah Titian Harapan, sebuah lembaga yang kokoh berdiri atas dasar kepedulian yang mendalam terhadap kesejahteraan bangsa.
Ditemui di Merauke, Ibukota Papua Selatan pada Selasa (19/3/2024), Mario berjalan jauh hingga ke ujung timur Indonesia demi menekankan sebuah keterpanggilan untuk melihat dan melayani sesama.
Perjalanan tersebut merupakan bagian dari cara Yayasan Wadah Titian untuk hadir secara lansung dalam kehidupan sosial masyarakat dan mendekatkan diri merasakan emosi serta perasaan sehingga terbaca potensi yang bisa dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Yayasan Wadah Titian didirikan oleh Anie Hashim Djojohadikusumo dengan membawa tujuan besar dan mulia untuk melayani sesama dengan melihat potensi yang dapat dikembangkan melalui tiga aspek yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Penguatan Ekonomi.
“Semua perjalanan ini tidak ada yang kebetulan dan orang yang kita temui biasanya merupakan mereka yang sudah bergerak dalam lembaga kecil dan bersifat volunteer seperti Guru PAUD, Guru Bahasa Inggris, Kader Posyandu dan mereka yang punya kepekaan terhadap lingkungan untuk membantu orang lain,” ucap Mario.
Peran serta yayasan ini merambah dari hingga ke seluruh Indonesia dan Mario Vieira sendiri adalah pengagas untuk wilayah Indonesia Timur, khususnya Nusa Tenggara Timur dan Maluku Utara yang sekarang berjalan menengok potensi manusia hingga di selatan Tanah Papua.
Mario menegaskan bahwa kepedulian adalah panduan utama yayasan dalam berbagi, memberi, dan mendukung nilai-nilai yang menjunjung tinggi martabat manusia.
Yayasan Wadah Titian Harapan memiliki keunikan tersendiri yang menjadi kunci keberhasilannya dalam memberikan pelayanan yang bermakna.
Salah satu aspek unik dari yayasan ini adalah upayanya dalam menggali potensi yang terbaik dari setiap individu, mengenali mereka yang telah berbuat baik untuk ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.
Tak hanya itu, Wadah juga berupaya mengembangkan tokoh panutan yang mampu memimpin melalui perbuatan dan teladan, bukan sekedar kata-kata.
“Yayasan Wadah Titian Harapan tidak berpola pikir proyek dan fokus pada keberlanjutan, khususnya masyarakat lapisan akar rumput, sebab masa depan suatu bangsa terletak pada mereka,” ujar Mario dengan penuh keyakinan.
Sebenarnya, Yayasan Wadah Titian Harapan (Yayasan Wadah) adalah sebuah lembaga nirlaba yang didirikan atas dasar kepedulian seorang ibu terhadap kesejahteraan bangsa. Melalui Wadah, mereka yakin para fasilitator dan penerima manfaat dapat meraih masa depan yang lebih baik dalam membangun generasi penerus yang lebih tangguh, lebih berdaya, dan lebih bermartabat.
Tidak berhenti di situ, Wadah memperluas layanannya untuk bidang kesehatan dan memperkuat ekonomi keluarga, mengambil langkah lebih lanjut untuk mendukung dan melatih di tingkat akar rumput secara holistik.
Langkah-langkah berani ini telah memperluas jangkauan Yayasan Wadah Titian Harapan secara internasional, dengan organisasi serupa terdaftar di Filipina, Malaysia, dan India. Bahkan, Wadah telah mendapat Status Konsultatif Khusus oleh Dewan Ekonomi dan Sosial PBB.
Wadah, singkatan dari ‘Wanita’ dan ‘Harapan’ dalam bahasa Indonesia. Wadah tidak hanya secara harfiah bermakna ‘tempat’, tetapi juga merujuk pada arti yang lebih luas, yaitu ‘keluarga’ atau ‘komunitas’. Yayasan ini mengawalinya dengan mengajak keluarga untuk lebih peduli dalam mendidik generasi penerus.
“Tugas kami adalah merintis dan mereka yang berada di daerah yang akan menjalankan dengan prinsip dari mereka, oleh mereka dan untuk mereka,” tutupnya.
Dengan memberdayakan pribadi-pribadi secara holistik melalui bidang pendidikan, kesehatan, dan penguatan ekonomi, Yayasan Wadah Titian Harapan terus menjalankan misinya untuk menyulam harapan dan kepedulian di seluruh Nusantara, mewujudkan visi masa depan yang lebih cerah bagi bangsa Indonesia. (Ron)