TIFFANEWS.CO.ID,- Pemerintah Kabupaten Mimika dan PT Freeport Indonesia (PTFI) telah berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam meluncurkan Program Kesehatan Terintegrasi untuk Papua Sehat melalui pengendalian malaria dan pencegahan stunting.
“Pengendalian penyakit malaria dan penuntasan stunting merupakan program prioritas Pemda Mimika. Kami menyambut baik kolaborasi ini untuk menekan angka penderita malaria, mencegah stunting, sehingga cita-cita bersama mewujudkan Papua Sehat dapat tercapai,” kata Bupati Mimika Johanes Rettob dalam sambutannya saat peluncuran Program Kesehatan Masyarakat Terintegrasi Melalui Pengendalian Malaria dan Pencegahan Stunting yang berlangsung di Puskesmas Mapurujaya, Mimika, Papua Tengah, Kamis.
Johanes menyebutkan dalam Riset Kesehatan Dasar 2022 yang dilakukan bersama antara Pemda Mimika dan Freeport Indonesia ditemukan angka insiden malaria dan kondisi stunting pada bayi dan balita yang tinggi di Kabupaten Mimika. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika pada 2023 mencatat 145 ribu orang menderita penyakit malaria dengan tren yang terus meningkat dalam empat tahun terakhir. Sedangkan berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Mimika mencapai 24,7%. Lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 21%.
Diketahui stunting dan malaria memiliki keterkaitan yang erat dalam konteks kesehatan masyarakat. Anak-anak yang sering terkena malaria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stunting karena tubuh mereka tidak mendapatkan cukup nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal. Selain itu, malaria juga dapat memperburuk kondisi ibu hamil, sehingga meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, yang kemudian dapat berkembang menjadi stunting.
“Melalui gotong royong semua pihak, kami berharap dapat mengakselerasi pengendalian malaria dan pencegahan stunting sehingga kesehatan masyarakat terlindungi,” katanya.
Director, Executive Vice President Sustainable Development PTFI Claus Wamafma mengatakan Freeport Indonesia berkomitmen meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah pertambangan, salah satunya melalui kesehatan. Melalui program kesehatan yang terpadu dan terintegrasi, serta kolaborasi multipihak ini memudahkan akses dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Claus menjelaskan PTFI bekerja sama dengan Pemda Mimika dan didukung PT AEA (ISOS) menjalankan program pengendalian malaria selama tiga tahun yang dimulai tahun ini.
Program terdiri dari tahap Pengendalian, tahap Pra Eliminasi dan tahap Eliminasi dengan sasaran lebih dari 30 ribu orang di 8 kampung. Antara lain kampung Koperapoka, Nawaripi, Nayaro, Tipuka, Ayuka, Omawita, Fanamo, Ohotya.
“Program ini bertahap kita lakukan dengan tujuan besarnya adalah menjadikan Mimika daerah bebas malaria tersertifikasi tahun 2030,” kata Claus.
Cegah Stunting
Untuk program pencegahan stunting, lanjut Claus, PTFI menggandeng Badan Pengembangan Internasional Amerika Serikat (USAID) meluncurkan program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia for Papua (PASTI-Papua).
“Tujuan program ini meningkatkan kesejahteraan gizi anak dan menanggulangi stunting pada anak,” katanya.
PASTI-Papua dilaksanakan selama dua tahun dan delapan bulan. Pada 2024 program dilaksanakan di Kabupaten Mimika dan Kabupaten Asmat dan pada 2025 di Kabupaten Nabire. Tahun ini PASTI-Papua akan memberikan pendampingan 11 kampung yang tersebar di enam distrik Kabupaten Mimika, dan empat kampung di Distrik Jetsy Kabupaten Asmat.
PASTI-Papua akan dijalankan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) dengan sejumlah aksi antara lain mendorong perubahan perilaku sesuai konteks lokal; penguatan layanan kesehatan bagi ibu, anak dan remaja; peningkatan kapasitas kelembagaan dan tata kelola untuk wujudkan RAN PASTI di tingkat daerah.
“Amerika Serikat, melalui USAID, bangga dapat mendukung Rencana Aksi Nasional Indonesia untuk Pengurangan Stunting melalui program PASTI,” demikian kata Enilda Martin, Direktur Kantor Kesehatan USAID Indonesia. “Bersama-sama, kita mempersiapkan tumbuh kembang anak-anak Papua agar bisa mencapai potensi terbaik mereka.”
Kolaborasi multipihak ini terdiri dari PT Freeport Indonesia, Pemda Mimika, Badan Pengembangan Internasional Amerika Serikat (USAID), PT AEA (ISOS) dan Wahana Visi Indonesia (WVI). (*bn)