TIFFANEWS.CO.ID,- Festival Film Papua ke-VII yang berlangsung di Wamena- Papua Pegunungan, 7-9 Agustus, resmi ditutup oleh Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Papua Pegunungan, Velix Wanggai, Jumat,9 Agustus 2024.
Film diproduksi Papuan Voices yang merupakan sebuah komunitas film documenter yang digagas sejumlah anak muda Papua,sejak,2012 dan telah menyelenggarakan festival film secara rutin setiap tahun.
Kegiatan yang didukung RRI Wamena ini, selain pemutaran film, juga diadakan kegiatan pelatihan menyangkut perfileman dan menulis ide film.
Pj Gubernur Papua Pegunungan Velix Wanggai dalam sambutannya manyampaikan apresiasi kepada Papuan Voice yang telah memproduksi berbagai film-film documenter yang cukup mengedukasi.
“Kami beri apresiasi kepada komunitas ini. Mereka telah memproduksi berbagai film-film documenter yang cukup mengedukasi,”ucap Velix Wanggai.
Velix Wanggai mengatakan, dengan melihat film-film karya anak-anak muda Papua ini, tentu menjadi kebanggaan buat kami.
“Isi film yang diputar, semua memiliki pesan edukasi dan humanis,”ujar Velix Wanggai.
Dikatakan, dengan melihat film-film karya Papuan Voices, pihaknya mengaku, ingin berkolaborasi dengan Papuan Voices dalam pembuatan beberapa film documenter.
Velix menyampaikan niatnya untuk membuat film-film bertemakan anak-anak yang hidup di jalan yang memiliki niat untuk sekolah.
“Perjuangan yang mesti mendapat dukungan dari pemerintah,”ujarnya.
Velix mengatakan, ide film tentang anak-anak yang tinggal di beberapa titik jalan kota di Wamena, mereka adalah tanggungjawab negara.
”Mereka punya hak untuk mendapatkan akses pendidikan. Saya yakin, ada cita-cita besar di setiap diri mereka. Jalan Tuhan, kita tidak pernah tahu. Suatu kelak, merekalah yang akan menjadi pemimpin-pemimpin di provinsi ini,” kata Velix Wanggai
Diakhir sambutannya, Velix berpesan kepada gubernur dan bupati defenif nanti agar memperhatikan anak-anak jalanan.
“Saya berpesan kepada para bupati dan juga gubernur nanti, tolong untuk melihatlah anak-anak ini,”pesan penjabat gubernur.
Sementara itu, Pengawas Papuan Voices, Max Binur mengaku fokus pembinaan komunitas film Papuan Voices adalah kalangan anak-anak muda. mulai dari jenjang SMP,SMA, Mahasiswa. Dan juga mereka yang putus sekolah.
“Kami turun ke kampung-kampung dan melatih mereka. Dan merekalah yang akan menggali ide cerita tentang budaya, pendidikan, ekonomi, perempuan, lingkungan dan satwa. Menjadi film documenter,” kata Max.
Melalui festival film ini, lanjutnya, bisa memotivasi kita semua, terutama adik-adik untuk mencintai budayanya sendiri.
“Sejak awal berdiri (2012). Papuan Voices komitmen dengan terus membuat film-film edukasi,” tegasnya.
“Semua itu bertujuan, mendukung berbagai program-program pembangunan di seluruh tanah Papua. Kritikan merupakan satu bentuk agar ke depan proses pemerintahan di Tanah Papua yang lebih baik,” kata Max.
“Mari kita menjaganya melalui karya film yang kemudian dipublikasi. Dengan begitu, kita telah menyampaikan pesan kepada mereka yang belum tahu. Dari film-film tersebut, mereka dapat tahu,” pesan Max.
Max juga menyampaikan terima kasih kepada pihak RRI Wamena yang telah memfasilitasi kegiatan Festifal Film ke VII.
Max mengharapkan, agar kedepannya festival film dapat dilakukan tak hanya di RRI Wamena, tapi juga di studio RRI yang ada di Tanah Papua sebagaimana yang telah dikatakan anggota Dewan Direksi LPP-RRI , Rini Purwandari saat membuka festival film Papua.”Rabu, (7/8/2024) [] Alfonsa Wayap