TIFFANEWS.CO.ID,- Penjabat (Pj) Bupati Sarmi Markus O. Mansnembra, S.H,M.M mengharapkan semua stakeholder agar dapat berperan aktif dan bekerja sama untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Sarmi.
Pj Bupati mengatakan hal itu saat membuka kegiatan pemetaan dan analisis situasi program stunting dalam rangka memastikan angka gizi buruk di Kabupaten Sarmi di Aula Badan Kepegawaian Pelatihan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sarmi, Petam, Rabu, (02/11)
Kegiatan yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi itu dihadiri oleh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Dalam sambutannya, Pj. Bupati mengatakan, pada tahun 2021 Pemerintah Kabupaten Sarmi telah menandatangani komitmen untuk melakukan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sarmi, komitmen ini menunjukan betapa pentingnya penurunan angka stunting sebagai prioritas di Kabupaten Sarmi.
Salah satu prioritas pembangunan kesehatan di Kabupaten Sarmi dalam Dokumen Pembangunan Daerah Kabupaten Sarmi Tahun 2023-2026 adalah meningkatkan sumberdaya manusia yang religius, berbudaya dan berdaya saing, ini merupakan agenda pembangunan ke-1(pertama).
“Agenda ini merupakan upaya pemerintah dalam membangun manusia yang sehat dan cerdas dan akan menjadi manusia yang produktif, kompetitif dan dilandasi akhlak mulia, serta meningkatkan sumber daya manusia menjadi fondasi yang kokoh bagi pembangunan Kabupaten Sarmi saat ini dan masa yang akan datang,” tutur Mansnembra.
Untuk itu, Mansnembra meminta kepada pemerintah di tingkat kampung, kelurahan, dan petugas gizi di Puskesmas, Kader Pos Yandu di masing-masing kampung dan kelurahan, agar dapat pro aktif mendata bayi-bayi yang berpotensi gizi buruk.
Disamping itu, Mansnembra juga berharap, semua stakeholder agar dapat berperan aktif untuk bekerja sama, menurunkan angka stunting di Kabupaten Sarmi, kolaborasi dalam intervensi dapat berjalan antar sektor yakni sektor kesehatan dan non kesehatan.
Melalui kesempatan yang sama, Tenaga Ahli (TA) Mids Iney Bina Bangda Kementrian Dalam Negeri Region 5, Gino Latuheru mengatakan, stunting adalah gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gisi kronis pada 1,000 (satu koma nol) hari pertama kehidupan, saat bayi, stunting juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak, stunting juga memiliki resiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya, bahkan stunting dan kekurangan gizi pada balita berkontribusi pada berkurangnya 2-3% produk domestik bruto setiap tahunnya.
“Oleh sebab itu, harus ada kolaborasi antara Badan, Dinas dan Kantor yang ada di Kabupaten Sarmi ini, dalam hal ini Dinas Kominfo harus berperan penting memberikan informasi terkait kegiatan stunting di Kabupaten Sarmi, informasi tersebut dapat dilaporkan ke kementrian terkait, sehingga permasalahan stunting di Kabupaten Sarmi dapat diketahui dan teratasi dengan baik,” tutur Gino.
Pada kesempatan yang sama, mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Ronald Marselino Young S.Gz mengatakan, bahwa angka penurunan stunting di Kabupaten Sarmi, mengalami penurunan dari tahun 2021 yang mencapai 24,43%, sedangkan di tahun 2022 mengalami penurunan 5, 64% dan di tahun 2023 nanti kita lebih fokus ke kampung-kampung yang angka gizi buruknya masih tinggi, sehingga masalah stunting di Kabupaten Sarmi bisa dapat teratasi,” ungkap Ronald.
Ronald juga menambahkan, stanting berhubungan dengan masalah kesehatan, untuk itu dirinya bertujuan melakukan pencegahan dan penanggulangan gizi buruk, yakni kurus serta kredil janin dan balita, serta anak yang berimbas pada lumpuhnya daya berpikir, itu sebabnya diharapkan kepada dinas teknis dengan serius menangani masalah ini secara baik, agar Sarmi bebas dari masalah stunting.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakapolres Sarmi Kompol. Abdul Rahman, Dandim 1712 Sarmi Letkol Inf. Imanuel Setyo Krisetiawan, Kepala-kepala OPD di lingkup Pemda Kabupaten Sarmi dan para peserta sosialisasi. (*che/ Sarmi-MC Kominfo)