TIFFANEWS.CO.ID,- Usai lima hari melakukan kunjungan kerja di empat provinsi di tanah Papua yakni Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Barat, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin merasa terkesan dengan semangat dan optimisme masyarakat untuk membangun Papua yang lebih sejahtera, adil, dan damai.
“Saya keliling ke lima tempat (Jayapura, Merauke, Mimika, Kaimana, dan Biak Numfor), saya dapat kesan semangatnya ada, termasuk di Biak ini untuk menjadikan Papua sejahtera, adil, dan damai,” ungkap Wapres saat melakukan pertemuan dengan Sekretaris Daerah Papua, Bupati Biak Numfor, Tokoh Adat, dan segenap jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Papua dan Kabupaten Biak Numfor, di Pantai Parai, Biak Numfor, Papua, Jumat (02/12).
Selain itu, lanjut Wapres, dirinya juga telah mendengarkan secara langsung pesan, refleksi, dan harapan dari para tokoh agama, tokoh adat, dan masyarakat untuk memperkuat persaudaraan kebangsaan di tanah Papua.
“Saya juga merasakan kekuatan sosial Papua yang dilandasi ikatan agama, adat, dan kepemimpinan yang baik dari pemerintah setempat,” imbuhnya.
Dengan modal sosial tersebut, tutur Wapres, selaku Ketua Badan Pengarah Papua (BPP) dirinya akan memperkuat kolaborasi, termasuk dengan masyarakat gereja melalui Persekutuan Gereja-Gereja (PGG) dan masyarakat adat di wilayah Papua.
“Kemarin [sudah] bertemu di Jayapura maupun melalui Forum Koordinasi Umat Beragama (FKUB), juga kami bertemu di Jayapura. Demikian pula saya melihat pentingnya masyarakat adat dalam pemetaan hak-hak ulayat sehingga ada kepastian hukum dan kolaborasi usaha berbasis masyarakat lokal,” ungkapnya.
Selain itu, dalam kunjungan kerja yang disebutnya sebagai “Tawaf” di wilayah paling Timur Indonesia ini, Wapres menuturkan bahwa dirinya telah menyaksikan secara langsung berbagai terobosan teknokratik yang telah dilakukan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten kota, local champion, tokoh masyarat, dan dunia usaha di Papua.
“Saya mengapresiasi keinginan kuat untuk mengembangkan komoditas unggulan lokal seperti sentra kopi di wilayah Papua Pegunungan, sentra lumbung pangan di Merauke, sentra rempah di Fakfak dan Kaimana, serta lumbung ikan di Biak. Dan saya sudah minta Menteri Kelautan dan Perikanan, sesuai keinginan dari Bupati Biak, supaya bisa ekspor langsung dari Biak ke Jepang maupun ke Amerika Serikat,” tuturnya.
Di samping itu, Wapres juga mendukung adanya kebijakan Sail Teluk Cendrawasih dan Semenanjung Bomberai Raya yang diusung masyarakat Papua.
“Jadi ada dua sail, ada Sail Cendrawasih dan Bomberai Raya, kemarin kami juga dengar itu. Saya juga melihat pentingnya konektivitas dan infrastrutkur sebagai tulang punggung sosial ekonomi di tanah Papua,” terangnya.
Termasuk, sambung Wapres, pentingnya infratsruktur pendidikan agar tidak ada anak Papua yang tidak mengenyam wajib belajar secara tuntas.
“Saya ingin agar jangan sampai ada mereka yang tidak sekolah [minimal] SMP,” pintanya.
Di samping itu, Wapres juga menekankan bahwa hadirnya provinsi-provinsi baru di Papua perlu adanya ‘masterplan’ yang baru juga terkait sistem transportasi terpadu, karena Papua termasuk skenario baru Trans Papua.
“Sebagai contoh perlunya membahas peta Biak Mumfor sebagai internasional ‘hub’ baru yang langsung [terhubung] ke kawasan Pasifik,” sebutnya.
Terakhir, pada kesempatan ini Wapres menekankan kembali bahwa pemekaran daerah di Papua harus menjadi ‘game changer’ dalam percepatan pembangunan Papua.
“Saya berharap provinsi-provinsi baru [semakin] kompetitif untuk mempercepat pelayanan dan pembangunan dengan tetap mengutamakan masyarakat asli Papua,” pungkasnya. (*)