TIFFANEWS.CO.ID,- Penjabat (Pj) Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo mengatakan pemuda-pemudi Papua secara khusus Papua Selatan untuk tidak membuang waktu dengan hal yang tidak berguna. Menurutnya semua pemuda mempunyai kesempatan yang sama berperan membangun Papua, tinggal bagaimana mengembangkan potensi yang dimiliki, belajar bertanggung jawab dan dapat menyelesaikan tugas yang dipercayakan sebaik-baiknya.
Apolo Safanpo menyampaikan hal itu usai Misa Syukur atas pelantikannya yang diselenggarakan Ikatan Cendikiawan Awam Katolik Papua (Icakap), di Gereja Katolik Kristus Juru Selamat Kotaraja-Jayapura, Minggu, (4/12).
Selain Apolo Safanpo, tampil memberikan motivasi kepada kaum muda Katolik, tokoh Katolik Papua Paskalis Kossay.
Apolo mengatakan, dirinya tak pernah menyangka bakal dipercayakan menjabat sebagai penjabat gubernur di Papua Selatan. Menurutnya, Apa yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Tuhan.
“Saya percaya itu,” kata mantan Rektor Uncen ini.
Lebih lanjut menurut Apolo, pemuda harus bisa membuat cerita tentang siapa dirinya dan tidak bergantung dari ceritra orang atas dirinya.
“Kita harus bisa membuat cerita tentang siapa kita, cerita itu dibuat masing-masing. Jangan biarkan orang lain membuat ceritamu dan Anda mengikuti cerita itu, tetapi, buatlah ceritamu sendiri.” ujar Apolo Safanpo.
Dalam kesempatan itu, Apolo menceritakan sebuah legenda tentang seekor burung rajawali kecil yang dipelihara oleh induk ayam.
Awalnya burung rajawali kecil itu berpikir, dia adalah anak ayam yang tidak bisa terbang, namun pada akhirnya dia bisa terbang sama seperti kawanan rajawali lainnya.
Cerita ini, kata Apolo, menganalogikan tentang harapan dan impian yang harus dimiliki pemuda, karena semua punya peluang dan kesempatan yang sama.
Kembali pada pengalaman dirinya, Apolo mengatakan bahwa dirinya hanya bergelut di organisasi KMK semasa kuliah. Setelah itu, masuk kampus sebagai pengajar. Saat sebagai pengajar itulah, dia ikut mendirikan organisasi Ikatan Cendikiawan Awam Katolik(Icakap) dan fokus membesarkan organisasi ini.
”Saya hanya bergelut di Organisasi KMK di kampus. Setelah itu, saat bekerja, kami berinisiatif membuat organisasi yang namanya Ikatan Cendikiawan Awam Katolik(Icakap) dan di situ saya fokus dan besarkan organisasi ini.” katanya.
Dari pengalaman itu, Apolo mengajak kaum muda untuk tidak membuang waktu dengan hal-hal yang tidak berguna, melainkan terus mengembangkan potensi, dan bertanggung jawab terhadap sesuatu hal hingga tuntas.
“Apabila berada dalam organisasi, kembangkanlah potensi diri di situ dengan tekun. Bertanggung jawab dalam setiap tugas. Jangan setengah-setengah, tekuni hingga tuntas. Usahakan fokus di satu organisasi. Rawatlah organisasi itu, bangun komunikasi dengan berbagai pihak,” ujar Apolo.
Apolo mengharapkan agar para pemuda dapat menjadikan wadah organiasasi untuk belajar banyak hal. “Jadikanlah wadah itu untuk belajar banyak hal, terutama bagaimana cara berbicara di depan umum. Etika mempimpin rapat dan sebagainya,” tuturnya.
”Jika kita masuk di semua organisasi, nanti kita jadi seperti drainase. Air bisa saja mengalir ke mana-mana. Untuk itu, jadilah sumur yang tidak ke mana-mana, tapi dalam dan bermanfaat bagi banyak orang,”tambahnya.
Sementara itu, Paskalis Kossay ketika dimintai komentar terkait kepercayaan negara terhadap Apolo Safanpo untuk menjabat Gubernur Papua Selatan, mengatakan dirinya merasa bangga dan besryukur kepada Tuhan.
“Ketika mendengar adik saya (Apolo) terpilih sebagai Penjabat Gubernur Papua Selatan dan Nikolaus Kondomo yang terpilih menjadi Penjabat Gubernur Provinsi Papua Pegunungan, saya merasa bangga dan bersyukur. Ini merupakan satu kebanggaan bagi orang Papua dan khususnya umat Katolik,” katanya.
“Kami telah menanti-nanti bahwa suatu saat akan muncul orang Katolik di pucuk pimpinan. Dan itu kita sudah menanam benih-benih itu dengan sebuah pengharapan suatu kelak pasti bisa.” ujar Anggota DPR RI periode 2004 -2009 ini.
Di hadapan kita ini, lanjut Paskalis, adalah bibit-bibit yang pernah kita tanam. Harapan itu selalu muncul, kemudian bagaimana kita memilih. Soal syarat menempati penjabat gubernur, kata Paskalis, sempat mendapat protes dari masyarakat Papua. Mereka yang protes merasa banyak orang Papua yang mampu, tidak mesti dan melulu dari kriteria yang ditentukan pusat.
“ Orang Papua menentang itu dan ternyata pemerintah pusat lebih mendengar aspirasi dari bawah dan itu sudah terjawab melalui kedua putra dan satu putri terbaik yang telah ditunjuk Jakarta untuk memimpin DOB,” kata Paskalis.
“Ini merupakan sejarah baru Kedepan, jalan sudah terbuka, bagaimana kita mempersiapkan diri, adik-adik, mempersiapkan diri sebagaimana pesan Pj PPS,” tutup Paskalis.
Untuk diketahui, misa syukur atas dilantiknya Penjabat Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo dan Penjabat Gubernur Papua Pegunungan, Nikolaus Kondomo diinisiasi Ikatan Cendikiawan Awam Katolik Papua (Icakap).
Menurut Sekretaris Icakap, Marianus Komanik, seperti dilansir tiffanews, misa syukur ini merupakan ungkapan syukur atas Rahmat Tuhan, kedua tokoh Katolik Selatan boleh mendapat kepercayaan dari Negara untuk melaksanakan tugas sebagai PJ gubernur di Papua Selatan dan Papua Pegunungan.
Panitia syukuran telah dibentuk,4 November lalu dalam hal ini Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Papua Selatan (IMPPAS) mengambil bagian sebagai panitia misa syukur. Sekaligus mengakomodir kelompok kategorial Katolik yang ada di Kota Jayapura. Seperti Pemuda Katolik, PMKRI, lintas kampus (KMK), OMK, serta asrama-asrama Katolik. (*Alfonsa Wayap)