TIFFANEWS.CO.ID,- Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) menggelar ibadah syukur Dies Natalis ke-73 tahun di Gedung Joeang 45, Jakarta Pusat, Kamis (9/2/2023). Dalam kesempatan ini Ketua Umum GMKI Jefri Gultom mengaskan Spirit Oikumenisme dan jiwa nasionalisme sebagai fondasi gerakan.
Ibadah Syukur dipimpin oleh Pdt. Saut Hamonangan Sirait, dan turut hadir ketua – ketua umum kelompok Cipayung dan Cipayung plus, senior-senior serta tamu undangan lainnya.
Dalam perayaan ibadah syukur itu, Ketua Umum GMKI Jefri Gultom menyampaikan dalam pidatonya yakni Ber-GMKI adalah proses bertumbuh. Olehnya, terbentang waktu hingga saat ini, 73 tahun memberi makna bagi umat Kristiani dan bangsa ini.
“Bukan lagi muda, tidak juga terlalu tua untuk sebuah organisasi yang melekat dengan sejarah sebuah komunitas iman dan komunitas bangsa” ucap Jefri.
Ketua Umum GMKI menegaskan 4 point inti di dalam pidatonya. Pertama, di organisasi ini banyak yang terpanggil tetapi sedikit yang terpilih.
“Semua kita terlahir istimewa. Tuhan tidak pernah menciptakan manusia tanpa peran. Maka dalam diri manusia melekat apa yang umumnya disebut sebagai garis tangan, takdir ataupun jalan iman,” kata Jefri.
Kedua, GMKI sebagai organisasi yang berarti wahana untuk melatih diri. Dalam waktu yang terbatas. Setiap orang dengan zamanya dan dinamika yang berbeda. Selalu ada yang datang dan pergi, tidak ada yang tetap di GMKI.
“Yang tetap adalah prinsip nilai dan fondasi spiritual gerakan untuk menghadapi tantangan zaman,” ucapnya.
Ketiga, momentum dies natalis ini adalah kesempatan istimewa untuk kita memaknai kembali 3 prinsip nilai yang sering kita gaungkan. Prinsip Tinggi Iman, Prinsip Tinggi Ilmu dan Prinsip Tinggi Pengabdian.
“Keempat, tema yang dipilih di kongres. Bagi saya secara pribadi sebagai refleksi iman, tidak ada yang kebetulan. Semua peristiwa baik atau buruk, positif atau negatif itu adalah ketetapanNya,” tegasnya.
“Siapapun boleh datang dan pergi, singgah lalu beranjak, dan tak ada yang tetap. Waktu selalu jadi pengingat yang baik untuk setiap kita. Tetapi, Spirit Oikumenisme dan jiwa nasionalisme sebagai fondasi gerakan tidak akan pernah berakhir dalam batasan waktu dan sejauh esensi GMKI terus bermakna bagi umat Kristen dan mewarnai perjuangan bangsa Indonesia” tutup Jefri. (Ron)