TIFFANEWS.CO.ID,- Pj Gubernur Papua Selatan Dr. Ir. Apolo Safanpo,ST.,MT mengatakan Otonomi khusus (Otsus) bagi provinsi Papua terdiri diatas dua kaki, yaitu pertama bernama resolusi konflik dan kaki yang kedua bernama percepatan pembangunan kesejahteraan.
Pj Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo, mengatakan hal itu saat memberikan sambutan di sela-sela kegiatan olahraga bersama Forkopimda Provinsi Papua Selatan bersama Forkopimda Kabupaten Merauke di Markas Komando Resort Militer 174 Anim Ti Waninggap (ATW), Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Selasa (4/4).
Menurut Apolo Safanpo, perlunya resolusi konflik karena sejak tahun 70-an telah terjadi konflik yang berkepanjangan di atas Tanah Papua sehingga dari upaya resolusi itu lahirlah Otsus sebagai jawaban dari pemerintah pusat untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan.
“Otsus adalah Resolusi Konflik !” kata Apolo Safanpo.
Sementara, lanjut Apolo Safanpo, program percepatan pembangunan kesejahteraan, diperlukan dikarenakan Provinsi di Tanah Papua merupakan pulau terakhir yang bergabung sehingga sangat penting untuk mengejar ketertinggalan tersebut.
“Seperti contoh saudara kita di Aceh sampai Maluku sudah mulai membangun provinsi sejak 1945, Papua yang dulu Irian Barat baru saja membentuk provinsi sejak UU No. 12 Tahun 1969 diberlakukan, awalnya bernama Irian Barat dan tahun 1970 baru memiliki Gubernur,” jelasnya.
Apolo mengibaratkan Tanah Papua itu ibarat seorang anak gadis yang cantik sekali dan Orang Asli Papua (OAP) layaknya Ayah dan Ibu yang menjaga anak gadis ini, Apolo yakin bahwa begitu banyak orang yang ingin memilikinya.
“Karena gadis ini cantik maka banyak orang yang ingin memilikinya, di sebelah rumah ingin memiliki dia, di sebelah kampung ingin memiliki dia, di sebelah pulau ingin memiliki dia, bahkan di seberang benua yang jauh sana pun ingin memiliki dia,” ujar Apolo Safanpo menambahkan.
Ia melanjutkan analoginya bahwa karena mengetahui bahwa anak gadisnya ini sangat cantik dan banyak yang menginginkannya, maka sudah sewajarnya kalau orang tua anak tersebut waspada dan curiga terhadap siapapun yang melihat kedalam rumahnya.
Apolo mengingatkan bahwa itu sebuah kewajaran, dalam hal ini sama dengan mengelola Tanah Papua terkhusus Papua Selatan, haruslah memimpin dengan serius dan mau untuk menjaga, memberikan segalanya untuk kehidupan dan kesejahteraan Tanah Papua Selatan.
Semua itu merupakan hal baik untuk kemajuan, sehingga Orang Asli Papua seperti ibarat orangtua tadi akan merasa senang dan mau pada untuk memberikan kepercayaan kepada siapapun yang menggunakan hati dan mau berbakti melayani diatas tanah ini.
“Tugas itulah yang dititipkan oleh negara kepada kita, mari kita hadir di tengah masyarakat dan kita tunjukan bahwa kita orang baik, saudara dan saya bermaksud baik dan apabila itu terpenuhi maka pastinya kita akan tumbuh dan berkembang bersama dengan dukungan dari masyarakat di Papua Selatan,” tutupnya. (Ron)