TIFFANEWS.CO.ID,- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke bekerjasama dengan Yayasan Wasur Lestari Papua (YWLP) dan, Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO), gelar program promosi kebijakan ramah hutan melalui pendekatan multi stakeholder forum (MSF), Kamis (19/10).
Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan wadah bagi berbagai pihak untuk berdiskusi dan melakukan aksi nyata bersama untuk mendukung pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan serta pemberdayaan masyarakat adat dan masyarakat lainnya di Kabupaten Merauke.
Dalam diskusi yang dilaksanakan, Ilham sebagai perwakilan dari Fakultas Hukum, Universitas Musamus mengatakan bahwa pada 20 September lalu Kementerian ESDM melakukan pelelangan III blok migas di Papua salah satunya di Papua Selatan, kandungan Migas disini lebih besar dua kali lipat dari blok Natuna.
“Jangan kita hanya fokus soal perkebunan, sampah, dan abrasi padahal daerah ini sangat memiliki potensi yang sangat besar yaitu migas” Ucap Ilham
“Kami ingin pemerintah dapat melihat hal ini dan bisa mengurus investor-investor dengan baik agar bisa memberikan dampak yang baik juga bagi masyarakat lokal karena mereka sedang berlomba-lomba untuk datang kesini, jika tidak kami akan mendapat masalah yang lebih besar,” lanjutnya.
Selain migas, forum juga membahas terkait stunting yang menjadi salah satu masalah besar, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke bahwa angka pravelansi stunting sebesar 29,6 Persen yang memiliki pengaruh kepada pertumbuhan generasi masa depan bangsa.
Kegiatan dilaksanakan di Aula Rumah Binah Pangkat, Kelapa Lima, Kabupaten Merauke turut melibatkan Lembaga Swadsya Masyarakat (LSM), Masyarakat, Swasta, Media, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan, Pemerintah Daerah, dan DPRD Kabupaten Merauke.
“Apa yang menjadi pertanyaan dan pernyataan dalam forum ini, semoga dapat kita lihat bersama-sama, bukan hanya pembangunan ekonomi saja tetapi pembangunan lingkungan juga,”tutup Agus Lavia, yang merupakan perwakilan Sekretariat Daerah (Setda). (Djo)