TIFFANEWS.CO.ID,- Kongres III Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Cendekiawan Awam Katolik Asli Papua (Icakap) dijadwalkan diselenggarakan pada 27 – 29 November mendatang di Merauke, Ibukota Papua Selatan
Kongres ini akan memfokuskan perhatian pada tema besar “Selamatkan Tanah dan Manusia Papua dari yang tersisa,” dengan sub tema “Kokoh Diatas Iman Membangun Konsolidasi Komitmen Melangkah Keluar Menjadi Garam dan Terang Menuju Konsolidasi Partisipasi Awam Katolik Papua.”
Ketua Umum Icakap, Vinsensius Lokobal, S.Si., MH., dalam jumpa pers pada Minggu (26/11) mengungkapkan bahwa pembukaan kongres akan dimulai dengan Perayaan Ekaristi pada Senin, 27 November 2023, pukul 17.00 WIT.
Agenda kegiatan akan dilansungkan di Kapel Rumah Bina Santo Fransiskus Xaverius, Kelapa Lima, Merauke, dan dipimpin oleh Ketua Kerawam Keuskupan Agung Merauke, Pastor Kaitanus Tarong, MSC. Didampingi oleh Vikjen Keuskupan Agung Merauke, Pastor Hendrikus Kariwop, MSC, dan Pastor Samuel Yansen, MSC.
Pembukaan Kongres III Icakap nantinya akan dihadiri serta dibuka lansung oleh Penjabat Gubernur Provinsi Papua Selatan, Prof. Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST, MT., setelah selesainya perayaan misa.
Vinsensius menjelaskan bahwa kongres ini merupakan langkah revitalisasi organisasi, termasuk pemilihan pengurus baru dan kegiatan seminar yang mendalami kondisi umum di Tanah Papua.
Sementara itu, Marianus Komanik, S.Pt., M.Si, Sekjen Icakap menambahkan bahwa dalam kongres ini akan ada dua aspek utama yang akan dibahas selama tiga hari kegiatan. Pertama, study meeting akan melibatkan politisi, rohaniawan, dan Pemerintah Daerah, membahas kehidupan masyarakat dan umat Katolik Papua di Tanah Papua.
“Kedua, kegiatan internal organisasi akan membahas reorganisasi dan menetapkan arah kebijakan organisasi selama empat tahun ke depan. Proses ini akan menunjuk dengan penunjukan salah satu anggota sebagai ketua,” tambah Marianus.
Pelaksana kongres berharap untuk mendapatkan kontribusi pikiran dari peserta, termasuk dari unsur DPP dan DPC Icakap se-kabupaten kota di enam provinsi di Tanah Papua.
Kongres ini dianggap sebagai langkah konkret dalam konsolidasi dan partisipasi awam Katolik Papua untuk membangun bersama Tanah Papua, demi bonum commune—tujuan bersama. (Ron)