TIFFANEWS.CO.ID,- Mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat dan mantan Pangdam IX Udayana Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri tampil sebagai pembicara kunci Seminar dan Bedah Buku biografi berjudul, “Herman Yoseph Fernandez, Kusuma Bangsa Pembela Tanah Air, Layak Jadi Pahlawan Nasional.” yang berlangsung di Gedung Yustinus, Universitas Atma Jaya Jakarta, Sabtu, (8/6).
Seminar menghadirkan Penulis Buku Thomas Ataladjar, dan pembahas buku diantaranya, Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum, Dekan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum, Sejarawan dan dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia; dan Laksamana Pertama Dr. Hariyo Poernomo, S.E.,M.M, M.Tr.Opsla, M.Han, Kepala Dinas Sejarah TNI Angkatan Laut.
Peserta Seminar berasal dari kalangan akademisi dan intelektual, pencinta dan pemerhati sejarah, jurnalis dan penulis serta undangan khusus. Hadir juga Anggota DPR RI, Melki Lakalena, Tokoh pendidikan Dr. Jan Riberu, Tokoh Flores Jakob Riberu dan anggota DPRD DKI Jakarta Simon Lamakadu.
Kiki Syahnakri mengatakan, Presiden pertama Indonesia Soekarno pernah mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.
Menurut Kiki Syahnakri, kita sekarang ini terutama anak muda tidak mengenal Herman Fernandez dan dalam situasi ini, penerbitan buku merupakan salah satu jalan untuk meperkenalkan lagi nilai-nilai kepahlawanan.
Kiki Syahnakri menjelaskan, Indonesia ini sangat multi dimensi baik itu ras, etnis, budaya dan lain sebagainya, sementara dua pekerjaan besar yang harus dikerjakan adalah mempersatukan bangsa dan memperhatikan keterwakilan. di Indonesia.
“Kata Mohammad Hatta, keterwakilan bukan keterpilihan, sayangnya kita sudah keterpilihan dengan one man, one vote,” kata Kiki Syahnakri.
Kiki melanjutkan, dalam hal kepahlawanan, kalau dari Aceh, Sumatera ,Jawa dan seterusnya sampai NTT, Maluku, dan Papua ini ada kepahlawanannya, maka hal itu menjadi berkat bagi bangsa
“Itulah alasan saya tidak ragu mendukung usaha panitia ini,” pujar Kiki Syahnakri.
Kata KiKiki Syahnakri, di dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2009 itu ada 6 poin tentang syarat untuk menjadi pahlawan nasional yang dipenuhi dalam usulan Herman Fernandez sebagai pahlawan nasional.
“Dari 6 poin itu kalau saya cermati Herman Fernandez memenuhi persyaratan itu. Di pasal 26 ada persyarat khusus dengan 7 point dalam persyaratan khusus itu. Dari 7 poin itu juga memenuhi syarat. Jadi beralasan Herman Fernandez diusulkan menjadi pahlawan Nasional.
Menurut Syahnakri., Herman Fernandez mirip dengan Wolter Mongonsidi yang sama-sama ditembak mati oleh Belanda Hanya wolter mongonsi di Makasar Herman Fernandez di Yogya .
“Mereka dua menembak kapten Belanda, dan kedua sama-sama dihukum mati,” jelas Syahnakri
“Ini tidak saja memperjuangkan Herman Fernandez sebagai pahlawan nasional. Tapi juga dalam rangka membangun nasionalisme bangsa ini ke depan,” ujar Kiki Syahnakrii
“Kita menyanyikan lagu Indonesia Raya, bangunkan jiwa nya dulu baru bangun badannya. Jangan terbalik. Jiwa termasuk penghargaan jiwa nasionalisme. Jadi konteks ini tidak sekadar Fernandez menjadi pahlawan tapi yang lebih besar adalah membangun jiwa bangsa ini,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Panitia, Grace Siahaan Njo dalam sambutan pembukanya, mengatakan, menghormati pahlawan dimulai dari mengenal pahlawan itu sendiri dari perjuangannya dan nilai-nilai yang dihidupi.
Menurut Grace Siahaan Njo, walau patung Herman Fernandez berdiri tegak di jantung kota Larantuka, Floress, kota asal Herman Fernadez, sejak tahun 1988, tapi kalau sekarang kita bertanya kepada anak –anak muda di sana apa mereka kenal sosok yang ada di patung itu, mereka bilang tidak kenal.
“Padahal di balik patung tersebut tersimpan kisah hidup dan perjuangan salah satu putra terbaik Flores Timur yang mengandung makna tentang patriotisme dan tentang kepahlawanan, tentang cinta tanah air, kesetiakawanan, dan persahabatan yang tulus
“Melalui buku ini diharapkan dapat memberi nilai-nilai yang menjadi keunggulan Herman Fernadez yang akan menjadi warisan berharga bagi generasi muda bangsa,” harap Grace Siahaan Njo yang juga ponakan kandung Herman Fernandez ini.
Untuk diketahui, Herman Yoseph Fernandez adalah seorang patriot dan pejuang sejati bangsa, asal Larantuka, kelahiran Ende 3Juni 1941. Dari Ende, Herman Yoseph Fernandez belajar ke Muntilan-Jawa Tengah dan terlibat dalam sejumlah organisasi perjuangan rakyat dan ikut bertempur melawan pasukan Belanda hingga mendapat hukuman mati karena dituduh menembak salah satu Kapten pasukan Belanda.
Herman Yoseph Fernandez gugur sebagai Tentara Pelajar dalam Perang Kemerdekaan untuk mempertahankan NKRI, setelah pertempuran hidup mati melawan Belanda dalam Palagan Sidobundar 2 September 1947 dan gugur dieksekusi pada 31 Desember 1948.
Selama pengabdiannya, beliau selalu memegang teguh prinsip-prinsip perjuangan yangdiorientasikan semata-mata untuk mempertahankan kemerdekaan dan eksistensi NKRI. Kesemuanya itu mencermin kan betapa kuatnya nilai-nilai kepatriotan dan perjuangannya yangheroik sebagai Tentara Pelajar dan Pejuang Bangsa.
Herman Fernandez dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara,Yogyakarta bersama Jenderal Besar Sudirman dan Letjen Urip Sumoharjo serta ratusan Pejuang dan Pahlawan Bangsa lainnya.
Nama Herman Fernandez terukir abadi di sejumlah monumen seperti Monumen Sidobunder,Monumen Tentara Pelajar di Kebumen,Monumen /Prasasti serta makamnya di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara,Yogyakarta, serta Monumen Yogya embali,Yogyakarta.
Namanya juga terukir dalam buku sejarah perjuangan bangsa seperti Gelegar di Bagelen dan Tentara Pelajar dalam Perang Kemerdekaan.
Untuk mengenang jasa dan perjuangnnya di pusat kota Larantuka dibangun juga monumen Herman Fernandez, juga taman Herman Fernandez dan Jalan Herman Fernandez.
Hidup Herman Fernandez berada diantara dan bersama sejumlah tokoh yang kemudian menjadi tokoh bangsa bahkan Pahlawan Nasional. antara lain Frans Seda, Yos Sudarso, Cornel Simanjuntak, Tan Malaka, Bung Karno dan Bung Hatta, Rusmin Nuryadin, Anton Sujarwo, Ali Said, Nani Soedarsono, Martono, Maulwi Saelan, Jenderal Sudirman, Urip Sumohardjo dan lain-lain.
Herman Fernandez layak mendapatkan Penghargaan Negara dengan menjadikannya Pahlawan Nasional.Gelar Pahlawan Nasional, merupakan Bentuk Penghargaan Negara. (*bn)