TIFFANEWS.CO.ID,- Sedikitnya 56 Imam Diosesan atau Romo Projo dari seluruh Indonesia dengan beragam masa bakti imamat mengikuti kegiatan On Going Formation yang dimaksudkan untuk menjaga persaudaraan imamat antar para imam diosesan dalam pelayanan.
Menurut Ketua Imam Diosesan (Unio Indonesia), Romo RD. Maxi Un Bria kegiatan On Going Formation ( OGF) Nasional merupakan program tetap yang diselenggarakan Unio Indonesia untuk mendapatkan penyegaran, pengayaan dan penegasan persaudaraan para Imam Diosesan se Indonesia.
” On Going Formation Nasional yang digelar UNINDO menjadi momentum berahmat untuk meneguhkan persaudaraan imamat antar para imam diosesan, menegaskan spirit berjalan bersama, dalam gereja sinodal demi menghadirkan sukacita dalam pelayanan,” tutur romo Maxi Un Bria dalam sambutan pembukaan Kegiatan OGF Nasional, pekan ini.
Bertempat di kota Istimewa Yogyakarta, lanjutnya, diharapkan perjumpaan yang istimewa ini hadir sukacita persaudaraan inklusif dan energi baru dalam melanjutkan semangat pelayanan berbaju sirah, kasih setia dan kerendahan hati dalam spirit gereja Sinoda.
Kegiatan On Going Formation dilaksanakan di Rumah Pembinaan Carolus Boromeus Syantikara Yogyakarta pada 22-26 Juli 2024 mengambil tema ” Membangun Persaudaraan Imami Para Imam Diosesan. Be Better Priest: Knowing Self and Others.”
Turut hadir dalam kegiatan tersebut para nara sumber a.l RD. Paulus Erwin Samito bersama dua trainer, fasilitator dan coach-konselor, Markus Mardius dan Bebet Darmawan.
Kegiatan OGF Nasional dibuka dengan Ekaristi Kudus yang dipimpin Ketua Unio Indonesia RD. Maxi Un Bria didampingi Pengurus UNINDO RD. Frans Kristi Adi Prasetya, RD. Martinus Emanuel Amo, RD.Dr Jef Woi Bule dan RD. Paulus Erwin Sasmito.
Para romo peserta OGF Nasional mendapatkan pengayaan tentang pentingnya mengenal diri dan sesama serta kompetensi komunikasi lintas bidaya sebagai dasar dalam membangun diri menjadi imam yang baik yang mampu hadirkan sukacita dalam pelayanan dan pewartaan.
RD.Silvester Domogo, peserta dari Keuskupan Timika mengatakan, sangat bersyukur karena dinamika dan proses OGF yang partisipatif menghadirkan sukacita bersaudara, wawasan dan pengalaman baru.
Sementara Rm. Yusri Basri peserta OGF dari Keuskupan Ketapang mengatakan OGF Nasional imam-imam balita sangat bermakna dan memberi ruang kepada kami untuk terbuka dan belajar mendapatkan kebaikan dan wawasan baru dari para nara sumber dan teman-teman seimamat.
“Bersyukur sekali mendapat kesempatan untuk mengikuti OGF yang digelar Unio Indonesia. Luar biasa sangat meneguhkan,” ungkap RD. Aloysius Susilo, imam dari Keuskupan Sorong.
RD. Dr.Jeff Woi Bule dan RD. Eman Ano, Tim Pelaksana OGF Unio Indonesia mengakui sangat gembira melihat antusiasme dan partisipasi para peserta dalam mengikuti proses OGF nasional. Rm. Dr Jeff menuturkan bahwa dari 56 peserta OGF yang hadir berasal dari 30 keuskupan sementara tujuh keuskupan berhalangan hadir.
Dalam kesempatan tersebut RD. Eman Anno, Vikep Sumbawa-NTB Keuskupan Denpasar memberi apresiasi kepada para romo yang mengikuti proses OGF dengan ceria dan gembira. Diaa berharap selain OGF tingkat nasional yang digelar Unio Indonesia, juga OGF di tingkat keuskupan dan regio dapat dilaksanakan sebagai wadah dalam meneguhkan persaudaraan para imam diosesan dan menegaskan Gereja Sinodal.
Ketua Unio Indonesia, RD. Maxi Un Bria mengatakan bahwa pada tahun 2024, telah terlaksana OGF UNIO Regio Sumatra di Batam 21-24 Februari 2024, Kini OGF Nasional yang digelar Unio Indonesia di Yogyakarta ( 22-26 Juli 2024 ). Sementara OGF Regio Nusa Tenggara akan dilaksanakan pada 14-19 Oktober 2024 di Keuskupan Agung Kupang.
Unio Indonesia ( UNINDO) telah berkomitmen untuk menindaklanjuti Rekomendasi Munas UNINDO di Mataloko-Bajawa NTT ( 2023), yang antara lain mendorong dan ikut aktif memfasilitasi pelaksanaan OGF para imam diosesan di tingkat nasional dan regional.
Kegiatan OGF para imam menjadi momentum istimewa dan penuh rahmat untuk belajar bersama dan terus belajar bagaimana menjadi imam yang baik, rendah hati dan penuh sukacita dalam ziarah hidup sebagai imam dan pelayan gereja di tengah masyarakat yang majemuk dan global.(*bn)