TIFFANEWS.CO.ID,- Pegiat literasi perdamaian—Pace Literacy Institute Indonesia (PLII) wilayah Papua, dengan sukacita menyambut kedatangan Sri Paus Fransiskus di Vanimo, Provinsi Sundaun, Papua New Guinea (PNG) pada Minggu,(8/09,2024)
Pegiat literasi itu, diantaranya, Maiton Gurik, Alfonsa Wayap dan Agustina Bano, ketiganya merupakan pegiat literasi yang berada di Kampung Koya Tengah, perbatasan RI-Vanimo.
“Kami belajar dari banyak refrensi secara global tentang Paus Fransiskus. Paus Fransiskus adalah wajah perdamaian Dunia, karena itu kunjungan Paus Fransiskus bukan sekedar kunjungan biasa. Semoga kunjungan ini ada satu harapan dan juga pesan-pesan perdamaian bagi kami,” ujar Maiton.
Ketiganya mengaku, gerakan literasi perdamaian bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat luas dan khusus anak-anak Papua.
Dalam aktivitas di Pace Literacy melaluai ruang literasi—menulis dan membaca—selalu ditekankan tentang pentingnya perdamaian.
Kehadiran Paus Fransiskus di Vanimo yang masih satu daratan dengan Papua, dipandang sebagai lawatan sungguh berkesan
“Kami PLII di Papua melihat Paus dari Ensiklik Laudato Si kepada umat manusia yang sungguh berarti dalam konteks Papua.
Kepada media ini, Alfonsa menuturkan, di tengah berbagai dinamika sosial, politik, dan konflik, lawatan Paus Fransiskus kembali mengingatkan umat manusia pada pesan ensiklik Laudato Si.
“Sebab, sekarang ini ribuan spesies tanaman dan hewan di dalam hutan, punah. Akibat aktivitas manusia. Generasi mendatang,tidak pernah tahu dan lihat lagi,”katanya.
Di sela itu, Agustina yang juga umat GKI Gloria Koya Tengah,perbatasan RI-PNG merasa bersyukur bisa bersama-sama umat lainnya ke Vanimo
“Seorang pemimpin mencerminkan kasih. Kami merasa bersyukur dan bisa hadir di Vanimo. Ini momen besejarah. Kehadiran Paus Fransiskus bagi kami, merupakan satu tanda kehadiran Tuhan melalui Paus Fransiskus.Teladan kerendahaan hatinya, patut kami teladani dalam kehidupan sehari-hari,”kesan Agustina.
Menurut Agustina, Paus Fransiskus bukan saja pemimpin umat Katolik, tetapi pemimpin perdamaian Dunia.
“ Seorang pemimpin mecerminkan kasih. Kami sebagai umat Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua. Dari kampung Kampung Koya Tengah,Distrik Muara Tami,merasa bersyukur bahwa besok bisa hadir dalam momen tersebut,” ujarnya.
“Kehadiran seorang pemimpin bagi kami, memberikan arti akan kehadiran Tuhan. Kerendahan hati dari seorang pemimpin seperti Paus Fransiskus. Memberi kesan dan pesan kepada kami untuk meneladani cara hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari,”tambah Agustina. []Alfonsa Wayap