TIFFANEWS.CO.ID – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Merauke menyebabkan banjir di kawasan permukiman warga Jalan Kimaam dan sekitarnya di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan pada Senin (6/1/2025). Akibatnya, warga yang sudah lama resah atas banjir tahunan ini akhirnya melakukan aksi protes dengan menutup akses jalan sebagai bentuk kekecewaan.
Banjir dengan ketinggian air melebihi mata kaki orang dewasa merendam sejumlah rumah, mengganggu aktivitas harian, termasuk pendidikan. Dua sekolah dasar, satu sekolah menengah pertama, dan satu sekolah menengah atas di kawasan tersebut ikut terdampak. Para orang tua memutuskan untuk tidak mengantar anak-anak mereka ke sekolah karena lingkungan sudah terendam air.
Masalah ini memicu kemarahan warga yang merasa tidak pernah mendapat perhatian serius. Salah seorang warga, Herman Riry, mengungkapkan keresahan yang sudah berlangsung bertahun-tahun.
Warga yang terendam banjir terdiri dari 105 Rumah dan 486 KK.
“Gelombang air banjir ini sangat mengganggu, masuk hingga ke dalam rumah. Situasi ini benar-benar merugikan kami, tetapi sampai sekarang belum ada tindakan nyata dari pemerintah,” tegas Herman.
Sementara itu, warga lainnya menyoroti buruknya sistem drainase di kawasan tersebut yang menjadi penyebab utama banjir berulang. Mereka mendesak pemerintah untuk segera memperbaiki dan mengoptimalkan infrastruktur drainase agar masalah ini tidak terus berulang.
Aksi protes ini melibatkan penutupan akses jalan oleh warga, termasuk ke kawasan sekitar sekolah yang terdampak. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian pemerintah daerah sekaligus menunjukkan bahwa jalan dan lingkungan sekolah tidak dapat diakses sementara waktu.
“Warga tidak akan tinggal diam jika pemerintah terus mengabaikan kondisi ini. Kami menuntut tindakan segera, terutama perbaikan drainase besar untuk mencegah banjir di masa depan,” ujar salah satu perwakilan warga.
Kondisi banjir yang terus terjadi setiap musim hujan ini menjadi alarm bagi pemerintah Kabupaten Merauke untuk segera mengevaluasi infrastruktur pengelolaan air. Warga berharap ada langkah nyata dalam waktu dekat untuk mencegah banjir berulang yang mengganggu kehidupan mereka
Aksi warga ini diharapkan menjadi titik awal bagi pemerintah untuk memberikan solusi konkret terhadap permasalahan banjir di kawasan tersebut. (Ron)