TIFFANEWS.CO.ID — Insiden memanas mewarnai acara pelantikan TP PKK Provinsi Papua Selatan, TP PKK Kabupaten Merauke, dan TP PKK Kabupaten Mappi pada Sabtu (8/3/2025) di Hotel Halogen Merauke. Dalam momen yang seharusnya penuh kebanggaan dan kehormatan tersebut, anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Selatan, Katarina Yaas, mendadak memprotes prosesi pelantikan yang tengah berlangsung, memicu ketegangan di tengah acara yang dihadiri oleh berbagai pejabat dan tokoh penting daerah.
Gubernur Provinsi Papua Selatan, Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT., segera memberikan klarifikasi terkait insiden tersebut. Dalam pernyataan yang disampaikan, Gubernur Apolo menjelaskan bahwa tindakan Katarina Yaas tidak hanya mengganggu jalannya acara resmi, tetapi juga berusaha membubarkan prosesi pelantikan yang dipimpin langsung olehnya. Meskipun telah diberikan pengertian dan imbauan dengan cara yang baik, aksi penghentian acara tersebut terus berlanjut, menyebabkan ketegangan di ruangan.
“Pada saat proses pelantikan sedang berlangsung, Ibu Katarina, anggota MRP, tiba-tiba menghentikan acara dan berusaha membubarkan prosesi tersebut. Kami sudah mengingatkan beliau dengan baik, namun beliau terus memaksakan aksi tersebut,” jelas Gubernur Apolo dengan tegas.
Ketegangan meningkat saat pihak keamanan dan panitia acara dengan sangat terpaksa harus menginterupsi tindakan Katarina dan meminta untuk meninggalkan ruangan. Gubernur Apolo juga menyampaikan agar aspirasi apapun dari para pejabat atau pihak terkait dapat disampaikan melalui saluran yang tepat, dengan tetap menjaga etika dan saling menghormati dalam setiap kesempatan.
Pelantikan yang dihadiri oleh pejabat dari berbagai tingkatan, termasuk Forkopimda Provinsi Papua Selatan, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mappi, tersebut akhirnya dapat dilanjutkan setelah intervensi pihak berwenang. Gubernur Apolo menegaskan bahwa kejadian ini tidak akan merusak semangat dan kesatuan yang terbangun di Papua Selatan, serta menegaskan komitmennya untuk mengutamakan dialog yang baik dalam setiap penyelesaian masalah.
Dalam penutupan pernyataannya, Gubernur Apolo mengajak seluruh pihak untuk tetap menjaga keharmonisan dan berkomunikasi dengan penuh rasa hormat demi kemajuan Papua Selatan.
“Apabila hendak menyampaikan aspirasi dapat disampaikan dengan cara – cara yang baik, dengan tetap saling menghormati dan saling menghargai sesama pejabat,” ujar Apolo Safanpo, mengakhiri pernyataannya.
Sementara itu, saat dihubungi Tiffa News, Katarina menjelaskan bahwa aksi protes dirinya merupakan bentuk kepedulian terhadap keterwakilan Perempuan Asli Papua dalam kepengurusan TP-PKK Provinsi Papua Selatan.
“Keterwakilan Orang Asli Papua (OAP) itu harus dan sebagai anggota MRP dan Gubernur kita sama-sama berpijak pada keberpihakan terhadap OAP,” ungkap Katarina saat diwawancari melalui telepon seluler pada Minggu (9/3/2025).
Aksi Protes dan Pernyataan Gubernur Papua Selatan menunjukan dinamika positif para pengambil kebijakan di Papua Selatan. Sehingga, masyarakat mengharapkan agar hal ini dapat dibicarakan dikemudian hari dan mendapat solusi yang mampu mengakomodir setiap kepentingan, termasuk kepentingan OAP. (Ron)