TIFFANEWS.CO.ID – Di tengah gemuruh suasana Safari Ramadhan Pemerintah Provinsi Papua Selatan, Wakil Gubernur Paskalis Imadawa dengan penuh perhatian dan keprihatinan menyampaikan komitmennya untuk memulihkan dan memperhatikan retaknya pengetahuan, karakter, dan akhlak anak-anak di wilayah Papua Selatan. Dalam acara yang diselenggarakan di Yayasan Pondok Pesantren Da’wah wal Irsyad (DDI) Lampu Satu, Kabupaten Merauke, pada Rabu (19/3/2025), Wagub Paskalis menegaskan pentingnya pendidikan karakter sebagai fondasi bagi generasi masa depan yang berkualitas.
Di hadapan para santri dan masyarakat yang hadir, Paskalis mengungkapkan keyakinannya bahwa pondok pesantren memainkan peran sentral dalam membentuk akhlak dan budi pekerti generasi muda.
“Karakter dasar pendidikan budi pekerti ada di pondok pesantren, musholah, masjid, bukan di tempat lain,” ujar Wagub Paskalis dengan tegas.
Menurutnya, lembaga-lembaga keagamaan tersebut berperan sebagai benteng yang kokoh dalam menjaga moralitas dan akhlak anak-anak Papua Selatan, yang saat ini semakin tergerus oleh pengaruh negatif zaman.
Namun, di balik semangat optimisme tersebut, Wagub Paskalis juga tak bisa menutupi keprihatinannya terhadap kondisi moral anak-anak di Papua Selatan yang semakin memprihatinkan. Ia menuturkan bahwa kebobrokan akhlak ini menjadi cerminan dari ketidakberdayaan masyarakat dalam menjaga generasi muda.
“Kita bisa lihat saat ini, jika malam hari di Merauke, orang-orang sangat was-was dan takut, karena akhlak yang rusak,” jelasnya.
Di sisi lain, Wagub Paskalis juga menyampaikan kekhawatirannya tentang kualitas pendidikan di Papua Selatan. Ia menyebutkan bahwa saat ini pendidikan di tingkat kabupaten sangat bergantung pada kebijakan pemerintah kabupaten, yang menyebabkan pengelolaan pendidikan kurang optimal.
“Pendidikan di Papua sedikit menurun, bahkan nyaris rusak berat. Terkesan dipaksakan,” tuturnya.
Hal ini, menurutnya, mengakibatkan kurangnya perhatian pada pengembangan kualitas tenaga pendidik dan infrastruktur pendidikan yang memadai, yang pada akhirnya berimbas pada masa depan anak-anak Papua Selatan.
Meski menghadapi berbagai tantangan, Wagub Paskalis tetap optimis bahwa pendidikan karakter yang kuat akan membentuk generasi penerus yang berkualitas. Ia menyarankan agar cita-cita Indonesia Emas 2045 menjadi pendorong semangat bagi setiap anak di Papua Selatan untuk terus berusaha meraih masa depan yang lebih cerah. Dalam pandangannya, anak-anak yang dididik di pesantren tidak hanya akan memiliki akhlak yang baik, tetapi juga dilatih untuk berpikir kritis dan memiliki kemampuan intelektual yang tinggi.
“Mereka yang dididik dengan akhlak yang baik dan ilmu yang mumpuni akan menjadi pemimpin masa depan yang mampu bersaing di tingkat internasional,” tegasnya.
Sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang terhadap generasi muda, Wagub Paskalis pun menyerahkan bingkisan kepada 200 anak-anak di Pondok Pesantren DDI Lampu Satu. Bingkisan tersebut tidak hanya sebagai simbol kepedulian, tetapi juga sebagai bentuk apresiasi terhadap semangat mereka dalam menuntut ilmu dan menjaga akhlak.
Dengan penuh harapan, Wagub Paskalis menutup sambutannya dengan doa dan keyakinan bahwa pendidikan karakter yang berbasis akhlak dan budi pekerti akan membawa perubahan positif bagi masa depan anak-anak Papua Selatan. (Ron)