TIFFANEWS.CO.ID – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Frits Tobo Wakasu, S.PAK, SH, mengadakan kunjungan reses kedua di Merauke, Papua Selatan pada Senin (24/3/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk menyerap aspirasi masyarakat mengenai berbagai isu, termasuk pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Namun, dalam kesempatan tersebut, Frits juga menyoroti masalah sosial yang semakin mengkhawatirkan, yaitu maraknya anak-anak yang kecanduan lem aibon di wilayah tersebut.
“Reses ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari masyarakat. Tidak semua aspirasi harus dibawa ke pusat, ada juga yang bisa ditindaklanjuti di tingkat provinsi dan kabupaten,” ujar Frits Tobo.
Dalam sambutannya, Frits menekankan pentingnya perhatian terhadap masa depan generasi muda Papua Selatan. Menurutnya, mereka harus dipersiapkan untuk menjadi individu yang terampil dan berdaya saing. Oleh karena itu, ia mendorong kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua untuk membina anak-anak agar terhindar dari kebiasaan buruk, termasuk penyalahgunaan lem aibon.
Frits juga menegaskan bahwa pemerintah daerah telah merancang berbagai program untuk mengatasi masalah ini, salah satunya dengan membangun rumah singgah sebagai tempat penampungan bagi anak-anak yang terjerat kecanduan lem aibon.
“Anak-anak ini membutuhkan pertolongan kita. Mereka adalah generasi emas yang harus diselamatkan dari kebiasaan buruk agar bisa berkembang dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat serta pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Pdt. Regi Swabra, Pembina Komunitas Generasi Emas Papua sekaligus Ketua DPC GAMKI Merauke, turut mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi anak-anak pecandu lem aibon. Ia menyebutkan bahwa komunitasnya saat ini sedang membina sekitar 200 anak, sementara diperkirakan masih ada 400 anak lainnya yang belum terdata.
“Walaupun hanya mengandalkan swadaya, kami tetap berusaha membimbing mereka agar bisa melakukan aktivitas yang lebih positif. Kami berharap pemerintah bisa memberikan dukungan dalam upaya memberantas kecanduan lem aibon di kalangan anak-anak Papua,” ujar Regi.
Kunjungan reses Frits Tobo menjadi simbol penting bagi anak-anak yang terlibat dalam permasalahan ini, bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan untuk keluar dari kecanduan tersebut. Dengan kolaborasi dari berbagai pihak, diharapkan anak-anak Papua Selatan yang tergolong dalam generasi emas dapat terlepas dari kebiasaan buruk dan menuju masa depan yang lebih baik.
Kunjungan ini bukan hanya agenda formal, melainkan langkah nyata untuk membantu anak-anak yang membutuhkan perhatian, kasih sayang, dan dukungan, guna menciptakan masa depan yang cerah bagi generasi penerus Papua Selatan. (JW)