TIFFANEWS.CO.ID – Uskup Agung Merauke, Petrus Canisius Mandagi, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi kesehatan anak-anak di Papua Selatan, khususnya yang berasal dari kalangan Orang Asli Papua (OAP). Dalam sambutannya, Uskup menekankan pentingnya perhatian lebih terhadap anak-anak OAP yang terlihat tidak sehat dan banyak yang berkeliaran tanpa pengawasan yang memadai.
“Anak-anak kita tidak diperhatikan dan banyak yang berkeliaran dalam kondisi tidak sehat. Rumah sakit ini [RSBP] harus menyediakan option untuk anak-anak OAP. Semoga ini digarisbawahi, ” tegas Uskup Mandagi dalam peresmian gedung di Rumah Sakit Bunda Pengharapan (RSBP) Merauke pada Selasa (25/3/2025).
Dalam momen yang sama, Direktur RSBP, Sr. dr. Maria Bertha, PRR, memaparkan dalam sambutannya bahwa salah satu masalah utama yang dihadapi oleh OAP dalam akses layanan kesehatan adalah kurangnya jaminan kesehatan, terutama karena banyak dari mereka yang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). Hal ini membuat pelayanan kesehatan menjadi terhambat, dan mereka sering kali kesulitan untuk memperoleh layanan yang diperlukan.
“Namun, kita harus terus berpikir, ‘bagaimana kita bisa memajukan OAP dan memastikan mereka mendapatkan layanan kesehatan yang layak’,” ujar Sr. Maria Bertha.
Apolo Safanpo, Gubernur Papua Selatan, juga menyoroti masalah yang dihadapi oleh masyarakat OAP dalam mendapatkan jaminan kesehatan. Dirinya menyerukan agar pimpinan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan instansi terkait dapat bekerja sama dengan lebih baik, sehingga masyarakat yang terdaftar dalam program jaminan kesehatan BPJS bisa mendapatkan kemudahan dalam urusan administrasi dan biaya pengobatan.
Apolo juga mengungkapkan keluhan mengenai kesulitan masyarakat dalam mengurus administrasi, seperti pengurusan KTP atau Kartu Keluarga, yang menjadi hambatan dalam memperoleh bantuan biaya pengobatan melalui BPJS. Untuk itu, ia mengajak seluruh pihak, mulai dari Dinas Sosial, Disdukcapil, Pemerintah Distrik, hingga Pemerintah Kampung, untuk bekerja sama dalam mengelola dan mendata administrasi penduduk dengan baik.
“Jangan sampai saat masyarakat kami membayar premi, namun mendapatkan akses BPJS justru sulit. Kita harus bersama-sama membantu masyarakat untuk mengurus administrasi dengan lebih mudah,” harap Apolo.
Perhatian terhadap kesehatan anak-anak OAP dan perbaikan sistem administrasi kesehatan menjadi hal yang sangat mendesak agar masyarakat Papua Selatan, terutama yang paling membutuhkan, dapat menikmati pelayanan kesehatan yang lebih baik. (RON)