TIFFANEWS.CO.ID – Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, menegaskan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN), khususnya Orang Asli Papua (OAP), harus memaksa diri untuk tumbuh dan berkembang agar tidak tertinggal dalam era persaingan digital saat ini.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Apolo dalam sambutannya saat membuka secara resmi Pelatihan Microsoft Office (Word dan Excel) bagi ASN OAP di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua Selatan, yang digelar oleh BKPSDM Papua Selatan, Rabu (16/4/2025) di Merauke.
“Dunia sudah maju. Jika kita tidak memaksa diri mempelajari ilmu, pengetahuan, dan teknologi baru, maka kita tidak akan pernah tumbuh dan berkembang,” tegas Apolo dalam sambutannya.
Menurutnya, setiap ASN harus keluar dari zona nyaman dan menyesuaikan diri dengan situasi serta tantangan zaman.
“Kalau kita hanya mengulang hal-hal yang sudah bisa, buat apa sekolah? Sekolah itu untuk belajar hal-hal baru yang belum kita kuasai,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gubernur Apolo mengingatkan bahwa jika ASN tidak mau belajar, maka akan dikuasai oleh mereka yang lebih siap dan berilmu.
“Kalau tidak belajar, orang lain yang akan menguasai kita,” katanya.
Ia juga menyinggung fenomena di beberapa instansi di mana ASN hanya menjadi mandor, sementara tenaga honorer yang mengerjakan tugas-tugas teknis. Menurutnya, hal ini bisa jadi disebabkan oleh ketidakmampuan ASN dalam mengoperasikan perangkat komputer.
“Pelatihan ini penting agar ASN OAP tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga mampu menjalankan tugas dengan kompeten dan efisien,” tambah Apolo.
Dalam konteks teknologi yang berkembang pesat, Gubernur menekankan bahwa manusia harus berada di atas teknologi.
“Kalau sekarang teknologinya 4.0, maka manusianya harus 5.0. Jangan sampai teknologinya maju, tapi kita tertinggal,” ujarnya.
Apolo juga menekankan bahwa zaman sekarang tidak mengenal ampun bagi mereka yang tidak membekali diri dengan ilmu dan keterampilan.
“Zaman sekarang jahat. Siapa yang tidak melengkapi dirinya akan tertindas oleh zaman,” ucapnya penuh penekanan.
Apolo mengajak seluruh peserta pelatihan untuk serius dan sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan tersebut, agar ke depan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan SDM BKPSDM Provinsi Papua Selatan, Dominikus Anggawen, menyampaikan bahwa pelatihan ini diikuti oleh 217 ASN OAP dari 27 Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Para peserta dibagi ke dalam beberapa kelas, masing-masing terdiri dari 54–55 orang.
Pelatihan ini akan berlangsung selama empat hari, mulai Selasa hingga Jumat (22–25 April 2025), setelah libur Paskah.
Sementara itu, Sekretaris BKPSDM Papua Selatan, Bramantya Wardana, menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program afirmasi Pemerintah Provinsi Papua Selatan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing ASN OAP.
“Pelatihan ini bukan sekadar rutinitas, tapi wujud nyata keberpihakan pemerintah terhadap peningkatan kualitas SDM OAP agar mampu bersaing di era digital,” ujar Bramantya.
Ia menambahkan, pelatihan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis ASN, tetapi juga efisiensi dan efektivitas kerja berbasis sistem komputer.
“ASN OAP tidak hanya terlibat, tapi harus berperan aktif dalam pembangunan Papua Selatan,” tegasnya.
Sebagai penanda dimulainya pelatihan, Gubernur Apolo secara simbolis menabuh tifa, menandai dibukanya kegiatan tersebut secara resmi. (Ron)