TIFFANEWS.CO.ID,- Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, membuka Seminar Natal Nasional 2024 yang dilaksanakan di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2024).
Hadir dalam kesempatan ini, Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono
Hadir juga Romo Franz Magnis Suseno, Romo Mudji Sutrisno dan sejumlah tokoh gereja dan tokoh lintas agama.
Seminar yang digelar dalam rangka menyembut dan merayakan Natal 2024 ini mengambil tema “Gereja Berjalan Bersama Negara: Semakin Beriman, Humanis, dan Ekologis”.
Tampil sebagai pembicara antara lain Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, Wakil Menteri Lingkungan Hidup RI, Diaz Hendropriyono dan Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Jacklevyn Manuputty.
Sebagai penanggap diskusi, pengajar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara Romo A. Setyo Wibowo, Direktur Eco Bhineka Muhammadiyah Hening Purwati Parlan, dan Aktivis HAM Standley Adi Prasetyo.
Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam sambutannya, mengingatkan soal toleransi di Indonesia jangan hanya menjadi kiasan bibir semata, melainkan dilaksanakan secara tulus bagi setiap umat yang ada di Indonesia.
Menag menegaskan, penerimaan terhadap perbedaan harus dilakukan dengan ikhlas dan dari hati terdalam.
“Toleransi yang sejati adalah kesediaan menerima orang yang berbeda dengan tulus. Toleransi yang sejati adalah kesediaan memberikan tempat dalam hati yang sangat dalam orang-orang yang berbeda,” kata Menag Nasaruddin.
Menag menyebut pihak Kemenag gagal jika tak bisa mengeratkan umat dengan agamanya. Ia menyebut, apabila umat semakin damai dan meyakini ajarannya, Kemenag berhasil.
“Semakin berjarak antara umat dengan ajaran agamanya, itu artinya semakin gagal kita sebagai pemuka agama atau kementerian negara, tapi sebaliknya semakin lengket, semakin berdamai antara umat dengan ajaran agama yang dianutnya maka itu artinya keberhasilan bersama kita,” ungkap Menag.
Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2024 yang juga Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, dalam sambutan pembuka mengatakan, kegiatan Seminar Natal Nasional merupakan salah satu wujud pelaksanaan Perayaan Natal atau hari raya umat Kristiani sesuai dengan mandat Menag Nasaruddin Umar.
Thomas Djiwandono mengatakan, tema ini sesuai dengan keadaan dunia saat ini yang masih ditandai oleh konflik, kerusakan lingkungan hidup, dan berbagai permasalahan sosial.
“Sebagai manusia, kita diundang untuk memberi pengharapan dan menjadi agen perdamaian kepada siapa saja tanpa memandang status dan golongan, kapan pun dan di mana pun kita berada,” kata Thomas Djiwandono.
Thomas menjelaskan, seminar ini juga menyoroti peran sinergis antara gereja dan pemerintah dalam menghadapi tantangan kemanusiaan dan lingkungan hidup.
Sinergi ini, lanjutnya, diperlukan untuk menciptakan Indonesia yang lebih sejahtera dan beretika.
“Melalui seminar ini, gereja dapat berinteraksi dengan negara untuk mewujudkan visi yang sama, yakni memajukan kesejahteraan bersama, mengentaskan permasalahan sosial yang masih terus ada, serta mengupayakan pola interaksi antara manusia dan lingkungan hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Thomas melanjutkan, gereja tidak dapat berperan sendiri, gereja memerlukan negara untuk memberi wujud nyata pada segala ajaran dan seruannya.
“Di sisi lain, negara perlu mendengar suara gereja. Gereja seperti halnya institusi keagamaan lainnya, mewarisi kekayaan ajaran moral yang dapat memberi negara arah untuk dituju dan batasan agar tidak tergelincir ke jurang kesewenang-wenangan,” imbuhnya.
Thomas berharap gereja seluruh Indonesia dapat berpartisipasi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki interaksi manusia dan lingkungan hidup berkelanjutan.
Tomas menekankan pentingnya keberanian untuk mendekati mereka yang lemah dan tersisihkan, mendengarkan keluh kesah mereka, serta berdialog demi menemukan solusi bersama.
“Saya pikir pelajaran ini bukan hanya ada dalam ajaran kristiani, ajaran luhur yang sama, saya yakin dapat ditemukan juga di ajaran agama apapun,” ujarnya.
Thomas menambahkan, Natal 2024 menjadi momen refleksi bagi umat Kristiani untuk memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan ekologis.
Pdt. Jacklevyn Manuputty mengajak seluruh umat Kristiani untuk mengimplemantasikan belas kasih dan menerjemahkan panggilan kebangsaan,
“Kita perlu menerjemahkan panggilan kebangsaan kita secara konsisten dan bermartabat. Penting bagi gereja dan lembaga-lembaga keumatan sebagai mitra kritis terhadap pemerintah sebagai penyelenggara negara untuk mengawal cita-cita kebangsaan,” kata Pdt. Jacklevyn.
Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai menjelaskan pentingya manusia bersahabat dan hidup selaras dengan alam sebagai ciptaan Tuhan.
Menurut Pigai, bersahabat dengan alam tidak hanya ajakan untuk beriman, tetapi juga bertanggung jawab kepada lingkungan dan sesama.
“Kita diajak untuk merenungkan peran iman dalam menjaga kemanusiaan dan harmoni dengan alam, terangnya.
“Semoga momen Natal ini menjadi pengingat akan panggilan kita untuk menjadi berkat, baik bagi manusia maupun alam semesta,” pungkas Pigai. (*bn)