TIFFANEWS.CO.ID,- Siswa SMP YPPK Bilogai diwajibkan pentaskan lagu daerah dengan berbusana tradisional pada suasana ujian praktek hari terakhir,di halaman sekolah, Sugapa, Intan Jaya, Jumat (28/04) .
Ujian praktek yang dijadwalkan sebelumnya selama tiga hari sejak Kamis,(27/04) dapat berlangsung selama dua hari (Kamis dan Jumat).
Penilaian Keterampilan yang dijadwalkan hari Sabtu,(29/04) dimajukan karena kondisi keamanan yang kurang kondusif akibat kontak senjata antara TNI/POLRI Vs TPNPB di kampung Yogatapa, Mamba, Bilogai, Kumbalagupa dan sekitarnya pada Kamis siang hingga sore hari.
Ketua panitia Ujian Akhir Sekolah (UAS) juga tim penilai ujian praktek seni budaya, Adolpius Sondegau, S.S dalam arahannya menyampaikan agar para siswa mengikuti dan mentaati indikator yang akan dinilai.
“Nanti setiap kelompok yang akan tampil, dinilai dari guru mata pelajaran Mulok [ketrampilan lokal ] dan Seni Budaya , dan akan ada penilaian individu dan kelompok. Untuk itu kepada semua peserta agar dapat mempersiapkan diri,” jelas Adol
Sebelum penilaian penampilan siswa, Plt.Kepala sekolah, Karpus Belau, S. Pd. mengapresiasi kegiatan penilaian yang terpadu antara Seni Budaya dan Ketrampilan Lokal.
“Saya menyampaikan banyak terima kasih kepada panitia ujian yang sudah terbentuk, dan akhirnya bisa gabungkan penilaian dari dua mata pelajaran dengan mewajibkan siswa untuk dapat menampilkan budaya masing-masing,” ucap Karpus
“Penilaian seperti ini pertama kali dilaksanakan pada tahun ini sejak sekolah ini didirikan pada tahun 2019. Semoga ketrampilan lokal dapat menjadi program wajib ujian praktek bagi siswa kelas IX setiap tahun,” lanjutnya.
Dirinya meyakini, dengan adanya penilaian seperti ini, para siswa nantinya dapat melestarikan dan mempertahankan budaya mereka sehingga tetap terjaga meski dipengaruhi oleh perkembangan zaman.
Sebagai tim penilai, ujian praktek Seni Budaya oleh Adolpius Sondegau,S. S dan Ketrampilan Lokal dinilai oleh Yeheskiel Sondegau, S.IP.
Dari penampilan para siswa, mereka tidak hanya menampilkan budaya dari suku Moni namun terlihat juga suku Nduga dan Dani. Hal itu dapat dilihat dari cara bernyanyi dan berbusana yang menggambarkan kebinekaan mereka; berbeda-beda tetapi tetap satu.
Kegiatan yang berlangsung pukul 08: 30 WIT dapat diakhiri hingga pada pukul 10: 00 WIT. (Kalis)