Jakarta, Mambruks.com- Playing victim adalah satu di antara istilah yang sering didengar dalam keseharian. Istilah ini gunakan guna menggambarkan sikap dan perilaku seseorang.
Playing victim merupakan perilaku yang tidak sukai. Pasalnya, orang yang playing victim percaya bahwa semua nasib buruk dalam hidup mereka disebabkan oleh orang lain.
Mereka juga percaya segala upaya untuk menciptakan perubahan akan gagal, jadi tidak ada gunanya
Maka itu, orang yang playing victim bisa sangat menjengkelkan bagi orang lain di sekitarnya. Pasalnya, sifat ini bisa menebar energi negatif. Selain itu, playing victim termasuk perilaku manipulatif.
Baca juga: Tanda Kamu Bersikap Oversharing di Media Sosial, Harus Dihindari!
Agar lebih paham lagi, berikut rangkuman tentang playing victim
Ciri-ciri Orang Playing Victim
Merasa kasihan kepada diri sendiri
Playing victim terus-menerus mengasihani diri mereka sendiri dan mencoba membuat orang lain merasakan hal yang sama. Mereka menganggap dunia ini kejam dan mereka terlalu lemah untuk mengubah apa pun tentangnya.
Merasa sakit hati ketika ada yang memberi saran
Playing victim sering kali sulit menerima masukan. Lantaran mereka telah memposisikan diri sebagai korban sejak awal, mereka akan merasa terpojok jika orang lain memberikan saran atau pendapat yang tidak sesuai apa yang mereka rasakan dan inginkan.
Menganggap semua masalah tidak bisa dikendalikan
Orang-orang dengan perilaku playing victim selalu menganggap semua masalah adalah bencana yang tidak bisa dikendalikan.
Merasa menjadi orang yang kurang beruntung
Ketika mereka menceritakan pengalaman mereka atau apa yang mereka alami, mereka akan mengklaim bahwa merekalah yang paling menderita kerugian di antara orang lain yang terlibat.
Semua adalah kesalahan orang lain
Playing victim melihat bahwa semua masalah yang terjadi dalam hidup mereka adalah kesalahan orang lain dan tidak melibatkan tanggung jawab sedikit pun pada diri mereka sendiri.
Manipulatif
Tanda-tanda orang playing victim adalah manipulatif. Orang yang playing victim akan melakukan segala cara agar keinginannya terpenuhi. Ia juga bisa membuat orang lain merasa bersalah atas apa pun yang pernah dilakukan pada mereka.
Tidak bertanggung jawab
Satu di antara ciri utama playing victim adalah menghindari tanggung jawab. Orang yang playing victim selalu menempatkan kesalahan di tempat lain, membuat alasan, dan bereaksi terhadap sebagian besar rintangan hidup dengan “ini bukan salahku”.
Tidak mencari solusi
Orang yang playing victim menunjukkan sedikit minat untuk mencoba membuat perubahan. Ia mungkin menolak tawaran bantuan dan lebih tertarik untuk mengasihani diri sendiri.
Mendendam pada orang lain yang bahagia
Perasaan diri yang tidak layak dapat menyebabkan kecemburuan terhadap orang lain yang tampak berharga, dan kecemburuan itu dapat berkembang menjadi kebencian.
Baca juga: Waspadai Sifat People Pleaser Pada Diri
Penyebab Sifat Playing Victim
Trauma masa lalu
Trauma masa lalu kerap menjadi penyebab playing victim. Pengalaman trauma masa lalu ini membentuk pola pikir playing victim sebagai mekanisme koping dari trauma itu sendiri.
Pengkhianatan
Pengkhianatan kepercayaan, terutama pengkhianatan yang berulang, juga dapat membuat orang merasa seperti korban dan membuat mereka sulit untuk memercayai siapa pun.
Ketergantungan bersama
Seseorang yang kodependen mungkin mengorbankan tujuan mereka untuk mendukung pasangannya. Akibatnya, mereka mungkin merasa frustrasi dan kesal karena tidak pernah mendapatkan apa yang mereka butuhkan, tanpa mengakui peran mereka sendiri dalam situasi tersebut.
Manipulasi
Beberapa orang yang melakukan playing victim tampak senang menyalahkan orang lain atas masalah yang mereka timbulkan. Ia akan menyerang dan membuat orang lain merasa bersalah, atau memanipulasi orang lain untuk simpati dan perhatian.