TIFFANEWS.CO.ID,- Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dorong pertumbuhan pusat keuangan di Nusantara dengan menggelar lokakarya yang mengundang delegasi Pemerintahan Shenzhen, Tiongkok yang bertempat di The Ritz-Carlton Jakarta pada Senin, (11/12/2023).
Lokakarya dengan tema “Workshop International Financial Center di Nusantara: Kolaborasi antara Ibu Kota Nusantara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) serta Bank Syariah Indonesia dalam pengembangan zona pusat keuangan dan ekonomi di Ibu Kota Nusantara” ini merupakan aktualisasi percepatan pembangunan pusat perekonomian terpadu di Nusantara dengan mengundang Delegasi Pemerintahan Kota Shenzen Tiongkok sebagai pemberi wawasan.
Shenzen sendiri adalah kota yang didesain menjadi Zona Ekonomi Ekslusif oleh Pemerintah Tiongkok pada tahun 1980 dan saat ini mengalami pertumbuhan PDB (Produk Bruto Domestik) sebesar 250.000% dari 1980 hingga 2022. Hal tersebut menjadikannya berada di peringkat ke-9 kota perekonomian berdasarkan Global Financial Centres Index 2022.
Delegasi dari Urban Planning & Design Institute of Shenzhen, Simon Xian, menjelaskan rencana yang dibangun oleh Pemerintah Kota Shenzen sejak 1986 untuk mengembangkan pusat keuangan di Kota Shenzen yang terbagi menjadi empat rencana besar.
Pertama, menarik institusi perekonomian untuk hadir di pusat perekonomian di Shenzhen. Shenzen tidak hanya “mengundang” bank-bank milik negara, tetapi bank internasional juga menjadi targetnya seperti Nanyang Commercial Bank yang menjadi bank asing pertama yang dibangun di daratan Republik Rakyat Tiongkok, tepatnya di Shenzhen pada tahun 1986.
Berkaitan dengan rencana pertama, rencana kedua adalah meningkatkan perekonomian lokal di distrik khusus pusat keuangan. “Kami berusaha mendorong inovasi dan perekonomian lokal melalui bank-bank yang telah ada di Shenzhen serta secara pararel membangun bank lokal Shenzhen (Shenzen Development Bank),” ujar Simon.
Rencana ketiga adalah meningkatkan pergerakan pasar modal di Shenzhen. Pemerintah Shenzhen melakukan invoasi seperti membangun Shenzhen Stock Exchange dan mempromosikan reformasi keuangan bagi industri yang berbisnis di Shenzhen seperti private shareholding dan over-the-counter trading.
Terakhir, mempromosikan fintech dan jasa keuangan yang inovatif. Simon menyebut dengan revolusi industri 4.0, Pemerintah Shenzhen memberi perhatian terhadap digitalisasi dan konsep keberlanjutan terhadap jasa keuangan. Keuangan yang berkelanjutan seperti green dan blue finance menjadi bentuk keuangan yang juga dikembangkan Shenzhen di awal 2020.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengapresiasi masukan Delegasi Shenzhen dalam perjalanannya merencanakan dan membangun Shenzhen menjadi pusat keuangan internasional.
“Untuk mendukung bisnis, keuangan, dan perdagangan di Nusantara, membutuhkan medium yaitu pusat keuangan yang terintegrasi. Shenzhen merupakan percontohan yang baik dimana tidak hanya memiliki pertumbuhan ekonomi di pusat keuangan yang pesat, tetapi pertimbangan sustainability yang juga menjadi perhatian penting dalam pembangunan pusat keuangan di Shenzhen” kata Bambang.
Sejalan dengan hal tersebut, Deputi Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono menyebut diskusi IKN-Shenzen-OJK serta Himbara adalah sebuah langkah besar untuk mengaktualisasikan pusat keuangan di Nusantara. Agung menambahkan hal ini juga secara pararel meningkatkan kerja sama bilateral antara Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok yang bisa berevolusi pada kerja sama di bidang bidang lain, terlebih di Nusantara.
Pusat keuangan di Nusantara adalah projek yang mulai dikembangkan pada bulan Juni lalu oleh OJK yang berdasar pada PP No. 12 Tahun 2023 yang memberi kemudahan berinvestasi universal di Nusantara. Nantinya Pusat Keuangan Nusantara akan memiliki ruang lingkup yang luas dimana mencakup pusat keberlanjutan, pusat komoditas, pusat keuangan Islam, pusat ventura, pusat asuransi, dan pusat Dana Investasi Real Estat (DIRE).