TIFFANEWS.CO.ID, — Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunyamin, OSC menyampaikan dukungan sepenuhnya atas pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) di bulan Mei 2025.
“Kami sepenuhnya mendukung rencana LP3KN menyelenggarakan Munas sebagai salah satu upaya konsolidasi dengan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD)”, ujar Mgr. Anton, saat menerima audiensi pengurus Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) di Gedung KWI, Jalan Cut Mutia No. 10, Jakarta, Senin, 7 April 2025.
Mgr. Anton yang juga merupakan Uskup Bandung menyampaikan agar LP3KN segera berkoordinasi dengan Vikaris Jenderal (Vikjen) di masing-masing keuskupan. Hal ini dinilai penting untuk mempercepat koordinasi dan komunikasi antara LP3KN dan LP3KD di daerah dan setiap keuskupan dapat mendukung penuh kegiatan Pesparani dan pengembangan budaya lokal.
Dalam audiensi tu, Ketua Umum LP3KN, Muliawan Margadana melaporkan persiapan pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) LP3K yang akan diselenggarakan pada 9–12 Mei 2025 di Jakarta.
Munas LP3K dijadwalkan akan dibuka oleh Menteri Agama RI dan dihadiri lebih dari 250 perwakilan LP3KD, Keuskupan dan Pembimas dari seluruh Indonesia dan menjadi forum penting untuk evaluasi dan perencanaan strategis ke depan.
Melalui Munas ini, LP3KN dapat semakin solid dan terarah dalam pelayanannya kepada umat Katolik di bidang seni budaya dan liturgi, kerukunan umat, wawasan kebangsaan dan moderasi beragama.
Dalam kesempatan tersebut, delegasi pengurus LP3KN juga menyampaikan berbagai perkembangan LP3K se Indonesia dan rencana strategis lembaga dalam mendukung kegiatan Pesparani Katolik tahun 2026.
Muliawan menyampaikan bahwa hubungan LP3KN dengan pemerintah, khususnya Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, sangat konstruktif.
Keterlibatan pemerintah dinilai sangat penting dalam pengembangan dan pembinaan kehidupan iman masyarakat Katolik melalui kegiatan Pesparani dan berbagai kegiatan dari LP3KN
Lebih lanjut, Muliawan menggarisbawahi pentingnya koordinasi antara LP3KN dan LP3KD di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Ia mengakui bahwa sinkronisasi program dan kegiatan masih menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, LP3KN akan terus mendorong dialog dan komunikasi lintas tingkatan, pemda, lembaga kebudayaan antar agama untuk memastikan arah kebijakan yang strategis dan efektif.
Menjadi jembatan kerukunan umat
Lebih jauh Mgr Anton juga menyampaikan agar Munas yang juga akan membicarakan Pesparani Nasional 2026 dipersiapkan dengan matang sejak awal.
Persiapan sejak dini akan memudahkan dalam menyusun menentukan lokasi , dukungan Pemerintah Daerah dan Otoritas Gereja, sebelum nantinya diverifikasi dalam sidang para Uskup di bulan September 2025,
Mgr Anton berharap agar kegiatan tersebut dapat terus menjadi wadah pembinaan iman yang inklusif, bermutu dan mampu menjadi jembatan kerukunan umat.
Terkait dokumen kelembagaan, Ketua KWI mengingatkan agar Statuta LP3KN yang merupakan dasar hukum dan pedoman utama dalam menjalankan roda organisasi sebagai semangat pelayanan Gereja juga memperkuat posisi LP3KN dalam membina LP3KD sebagai lembaga yang profesional dan terpercaya.
Di samping memberikan apresiasi atas upaya-upaya yang telah dilakukan LP3KN di bawah kepengurusan Muliawan Margadana ini, Ketua KWI yang dalam kesempatan tersebut turut didampingi Sekretaris Eksekutif KWI, Rm. Paulus Christian Siswantoko, Pr, kembali mengajak lembaga ini mampu menjadi sarana membangun umat yang inklusif sehingga mampu membangun semangat persaudaran umat secara umum. (*)