Oleh Rufin Kedang
Melbourne
Kata Treva dalam bahasa Portugis berarti Kegelapan. Dalam liturgi Gereja Katolik sebelum Konsili Vatikan Kedua, upacara pada hari Rabu dalam Pekan Suci dikenal dengan nama bahasa Latin Tenebrae yang juga berarti Kegelapan. Orang Kristen menyebut Hari Rabu ini Holy Wednesday atau juga Spy Wednesday karena hubungannya dengan peristiwa mufakat jahat Yudas yang mengkhianati dan menyerahkan Yesus ke tangan Imam Besar dan kaum Farisi. Di Larantuka, Flores, hari ini dikenal sebagai Rabu Trewa.
Dalam upacara Tenebrae pada hari Rabu ini, lilin-lilin yang menyala dipasang berjajar pada tiang lilin (candelabra) dan satu per satu dipadamkan setiap selesai doa dan nyanyian Lamentasi atau lagu ratapan nabi Yeremia, Incipit lamentatio Jeremiae Prophetae. Tiap bait Lamentasi dimulai dengan abjad Ibrani: Aleph, Beth, Gimel, Daleth dan seterusnya. Lilin terakhir sebagai lambang Yesus, tidak dipadamkan tetapi dipindahkan dan seluruh gedung gereja menjadi gelap.
Tradisi Rabu Trewa (Quarta-feira de trevas) masih dipertahankan di banyak tempat di Spanyol dan Portugis, juga di Larantuka dan sekitarnya yang mendapat pengaruh Portugis. Teringat masa kecil saya di tahun lima-puluhan di Waibalun, Larantuka, Flores. Pada waktu selesai upacara, lonceng gereja dibunyikan dan ketika mendengar bunyi lonceng, mereka yang berada di rumah-rumah serentak membuat bunyi gaduh dengan memukul dinding, yang kebanyakan terbuat dari anyaman daun lontar atau belahan bambu, atau memukul benda-benda lainnya sambil berteriak “trewa-trewa-trewa….”.
Sesudah Rabu Trewa, upacara penting berikutnya yang masih membekas dalam ingatan saya yaitu Prosesi Jumat Agung (Sexta-feira) di Larantuka. Yang mengikuti prosesi waktu itu boleh dikatakan hanya penduduk lokal, belum ada para peziarah yang datang dari jauh. Tidak ada prosesi laut yang semarak seperti sekarang. Pada sore hari kami berjalan kaki sejauh 4 km menuju katedral Larantuka tempat upacara dan titik awal Prosesi Jumat Agung mengelilingi kota Larantuka (kota lama). Belum ada lampu listrik, penerangan hanya dari lilin-lilin yang dipasang sepanjang jalan. Jalan-jalan pun belum beraspal. Ya memang, Semana Santa adalah tradisi yang terus berlanjut, tidak statis tetapi dinamis, seperti yang kita saksikan sekarang.
Selamat merayakan Pekan Suci, Holy Week, Semana Santa!!!