TIFFANEWS.CO.ID,- Penampilan Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-17 pada laga kedua melawan Panama dalam ajang Piala Dunia U-17 dinilai impresif dan memukau terlebih dalam bertahan.
Meski demikian, anak asuh Bima Sakti tersebut tetap harus bisa memetik poin penuh pada laga terakhir fase grup melawan Maroko untuk dapat memastikan kelolosan ke babak 16 besar.
Demikian disampaikan Direktur Akademi Deltras Sidoarjo yang juga mantan Pelatih Timnas Indonesia U-19 Fakhri Husaini saat konferensi pers di Information Center Paial Dunia U-17, Surabaya, Selasa (14/11/2023).
Penampilan Indonesia saat melawan Panama dikatakannya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan laga pertama melawan Ekuador dimana Garuda Muda terlihat tertekan dan kurang lepas karena berada di bawah dominasi Ekuador. Penguasaan bola maupun passing juga terlihat kalah jauh, baik dari segi kuantitas maupun secara kualitas.
“Jadi dari sekitar 300-an passing, kalau saya cermati, kalau tidak salah dari statistik yang ada, kita hanya berhasil melakukan sebanyak 67%. Tentu ini angka yang cukup rendah,” ujar Fakhri.
Sementara saat melawan Panama, lanjut Fakhri, terutama di babak kedua, ketika Indonesia tertinggal sejak babak pertama, Iqbal Gwijangge terlihat melaksanakan arahan Coach Bima Sakti untuk keluar menyerang.
“Ini jauh lebih menarik. Ketika kedua tim tampil dengan semangat yang sama untuk menang, karena setelah tertinggal 1-0, satu-satunya cara untuk meraih poin adalah keluar menyerang dan itu dilakukan oleh Coach Bimasakti,” tutur Fakhri.
Fakhri mengatakan, setelah Timnas Indonesia berani menyerang, akhirnya terjadi sebuah proses gol yang terskema baik, yang menjadikan bola crossing dapat dieksekusi sempurna oleh tandukan Arkhan Kaka.
Timnas Indonesia U-17 menyamakan kedudukan melalui sundulan Arkhan pada menit 54′. Gol balasan ini bermula dari tendangan bebas dari sisi kiri, bola kemudian dibuang pemain Panama dengan kurang sempurna.
Welber Jardim yang mendapat bola liar langsung melepaskan umpan silang ke kotak penalti dari sisi kanan. Umpan Jardim disambut Arkhan Kaka dengan sundulan tanpa bisa diantisipasi kiper Manuel Romero.
Hasil imbang yang diraih membawa Indonesia berada diperingkat ketiga Grup A dengan 2 poin. Sementara, pemimpin klasemen Grup A adalah Ekuador dengan 4 poin.
Peringkat kedua ditempati oleh Maroko dengan 3 poin. Sedangkan peringkat keempat Grup A ditempati oleh Panama dengan 1 poin.
Secara matematis, dengan melihat statistik klasemen sementara tersebut, Indonesia masih memiliki peluang untuk lolos ke babak 16 besar.
Harus Menang Lawan Maroko
Fakhri mengingatkan, Timnas Indonesia U-17 yang berada di grup A sudah bermain dua kali. Dari kedua laga itu, Indonesia sudah menciptakan dua gol, dan kemasukan dua gol. Dua gol yang berhasil diciptakan berawal dari permainan terbuka dan umpan crossing.
“Tapi jangan lupa juga kita kemasukan dua gol juga, tentu Coach Bima telah melakukan juga suatu evaluasi, sudah melakukan juga perbaikan. Namun yang harus menjadi perhatian adalah seberapa bagus Coach Bimasakti dan tim pelatih untuk merecovery para pemain,” ujar Fakhri.
Ia menuturkan, penting bagi pelatih dan timnya untuk merecovery kebugaran para pemain, karena di kedua pertandingan awal bermain dengan tempo tinggi sehingga sangat menguras tenaga.
“Tentu pertanyaannya apa yang harus dilakukan ketika di pertandingan terakhir Grup A nanti mereka akan bermain dengan Maroko?. Indonesia punya peluang untuk bisa lolos ke babak 16 besar kalau kita bisa menang melawan Maroko. Tinggal sejauh mana Coach Bima menginstruksikan pemainnya untuk tidak hanya bisa bermain disiplin ketika bertahan, tetapi juga harus punya keberanian untuk menyerang,” kata Fakhri.
Hanya dengan permainan menyerang, kata Fachri Indonesia bisa meraih gol. Apakah menyerang itu dengan memanfaatkan serangan balik atau menyerang dengan permainan terbuka sejak menit awal, dan sampai menit akhir memberikan tekanan kepada lawan.
Kedua skema permainan dikatakannya punya risiko. Tapi jika hanya bermain dengan bertahan tanpa punya keberanian untuk menyerang rasanya sulit untuk meraih gol dan mendapatkan poin.
“Karena yang kita butuhkan besok adalah 3 poin bukan 1 poin. Kalau besok dapat 1 poin, rasanya sulit bagi Indonesia untuk melaju ke babak selanjutnya, yang paling realistis kalau ingin ke babak 16 besar adalah menang dan mendapat 3 poin,” pungkas Fakhri.(*bn)