Oleh : P.Dr. Andre Atawolo,OFM
Paus Fransiskus menyetujui deklarasi Fiducia Supplicans dari Dikasteri Doktrin Iman Vatikan yang membolehkan imam “memberkati” pasangan sejenis atau homoseksual. Sayangnya sikap Paus ini menuai banyak salah tafsir: seakan-akan Gereja Katolik membenarkan pernikahan sejenis.
Tentu saja penafsiran ini keliru, karena makna istilah ‘berkat’ jauh berbeda dengan ‘sakramen’. Memberikan berkat adalah tindakan (seorang terthabis) memohon berkat Tuhan bagi sesuatu atau seseorang, sambil memberikan tanda salib pada objek tersebut.
Berkat dapat diberikan kepada siapa saja yang memintanya, bahkan secara spontan, dan tidak memerlukan ritus dan simbol khusus. Sedangkan sakramen mengharuskan ritus khusus, umumnya diteguhkan dalam perayaan Ekaristi.
Ritus sakramen juga disertakan dengan simbol dan rumusan doa khusus yang bermakna teologis. Sakramen pernikahan diteguhkan setelah pasangan tersebut diumumkan di paroki dan diselidiki status libernya oleh imam, agar terbukti bebas dan layak menurut hukum Gereja, secara moral, dan sosial.
Perlu diketahui bahwa istilah ‘memberkati perkawinan’ dalam bahasa Indonesia mengandung makna meneguhkan pasangan yang menikah agar persekutuan mereka menjadi sakramen dalam Gereja Katolik, jadi bukan diberkati dalam arti umum dan spontan.
Jadi Deklarasi Fiduccia Suplicans sama sekali tidak mengubah doktrin dan sikap Gereja Katolik tentang sakramen pernikahan. Gereja Katolik tidak membenarkan pernikahan sejenis. Dan Paus Fransiskus sendiri menegaskan bahwa ia menghormati martabat semua pribadi manusia, serta tidak mengadili kaum LGBT.
Bahkan orang yang dianggap berdosa berat pun dapat memohon berkat Tuhan, misalnya karena ia membutuhkan rahmat Tuhan untuk kekuatan rohani. Dan ketika seorang imam memberkati seorang pendosa bukan berarti dosanya dibenarkan.
Deklarasi tersebut merupakan sebuah arahan pastoral bagi para klerus agar tetap memberi kesaksian tentang kerahiman Tuhan bagi pasangan sejenis, mendoakan dan memberikan berkat, tetapi tentu tidak memberi legitimasi sakramental untuk membenarkan relasi kesatuan mereka.(*)