TIFFANEWS.CO.ID,- Ketua Presedium IKA—GMNI, Edi Sutrisno Sidabutar, SH., mengatakan, pengunduran diri Mahfud MD tidak perlu diikuti oleh menteri lain yang mendukung capres/cawapres.
“Gak ada yang istimewa dari tindakan tersebut. Itu hanya strategi kampanye belaka yang tidak perlu diikuti oleh kandidat lain atau menteri yang mendukung capres/cawapres tertentu,”kata Ketua Presidium IKA GMNI, Edi Sutrisno Sidabutar, SH dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Jumat (2/2).
Edi Sutrisno Sidabutar menilai pengunduran diri Mahfud Md juga tidak ada urusannya dengan soal etika, karena sekali lagi, tindakan tersebut hanya taktik politik semata yang dimaksudkan untuk mendapatkan efek elektoral.
“Itu urusan taktik politik yang tidak ada urusan dengan soal etika. Masing-masing kandidat punya strategi kampanye sendiri. Jadi tidak perlu digiring ke soal etika,”ujar Edi.
Karena itu sambungnya, diharapkan kandidat lain, seperti Prabowo Subianto, tidak perlu melakukan hal yang sama dengan alasan etika.
Edi mempertanyakan, kalau serius mau mundur, semestinya dilakukan saat Mahfud ditetapkan sebagai calon wapres.
Sebagaimana diketahui, Mahfud MD resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan keamanan (Menko Polhukam), Kabinet Indonesia Maju (KIM), Kamis (1/2/2024).
Berikut keterangan lengkap Mahfud usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka:
Saudara-saudara sekalian baru saja saya diterima bapak presiden bapak Joko Widodo yang ditemani bapak Mensesneg (Pratikno). Saya menyampaikan surat tentang kelanjutan tugas saya sebagai Menkopolhukam. Saya menyampaikan intinya saya mengajukan permohonan untuk berhenti dan isi surat singkat hanya 3 hal.
Pertama saya ucapkan terima kasih ke presiden RI, Pada tanggal 23 Oktober tahun 2019 telah mengangkat saya, melantik sebagai Menkopolhukam dan menyerahkan SK dengan penuh penghormatan. Sehingga saya secara resmi dengan penuh hormat juga hari ini menyatakan minta atau menyampaikan isi surat itu.
Lalu isi kedua, substansi surat permohonan berhenti.
Lalu yang ketiga, Saya mohon maaf kepada beliau kalau memang ada masalah-masalah yang kurang saya laksanakan dengan baik. Alhamdulillah bapak presiden sama dengan saya. Kita bicara dari hati ke hati dan penuh kekeluargaan dan sama-sama tersenyum tidak ada ketegangan atau apa.
Kita tersenyum bercerita masa lalu ketika kita mulai bekerja. Bahkan bapak presiden mengatakan pak Mahfud ini adalah Menkopolhukam terlama dalam sepanjang pemerintahan pak Jokowi. Karena dulu pak Tedjo (Tedjo Edhy Purdijatno) gak sampai setahun, pak Luhut (Luhut Binsar Pandjaitan) setahun empat bulan kalau tidak salah dan pak Wiranto 3,5 tahun lewat 2 bulan. Saya hampir 4 tahun setengah.
Hanya karena perkembangan politik saya harus fokus ke tugas lain sehingga saya mohon berhenti. Itu saja isinya tidak ada yang lain.
Pertemuan agak lama lebih dari 10 menit karena memang banyak guraunya juga, sebenarnya isi suratnya sendiri selesai dalam waktu (singkat) tapi tadi banyak bergurau dan bicara bahwa negara ini harus dibangun ke depan sesuai dengan tujuan negara kita dan kita tidak mungkin sempurna dan tidak mungkin bisa menyelesaikan semuanya dalam waktu pendek dan tidak mungkin tahu semua masalah yang kita hadapi. Sehingga kita harus bekerja dengan sungguh-sungguh. (Bn)