TIFFANEWS.CO.ID – Dalam debat panas calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Selatan, pasangan calon nomor urut 4, Apolo Safanpo dan Paskalis Imadawa, mempertanyakan kegagalan proyek pabrik tepung telo yang dibangun dengan dana pemerintah puluhan miliar.
Pabrik yang awalnya digadang-gadang menjadi solusi industri lokal ini justru terbengkalai dan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Apolo Safanpo mengungkapkan bahwa dalam debat pertama, pasangan calon nomor urut 3, Romanus Mbaraka dan Albertus Muyak, menyebutkan bahwa proyek tersebut adalah pabrik tapioka.
Namun, menurut data yang ada, proyek tersebut adalah pabrik tepung telo, yang seharusnya sudah dapat memberi manfaat nyata bagi masyarakat Papua Selatan.
Romanus Mbaraka mencoba menjelaskan bahwa proyek tersebut secara administratif telah selesai dan dapat dipertanggungjawabkan. Namun, ia mengungkapkan bahwa kendala utama yang menyebabkan proyek ini terhenti adalah masalah force majeure dan keterbatasan pasokan bahan baku, yang disalahkan karena kurangnya komitmen dari masyarakat lokal.
Bahkan, ia mengisyaratkan bahwa proyek ini terhambat setelah penggagasnya meninggal dunia.
Namun, tanggapan ini menuai kritikan tajam dari Apolo Safanpo. “Apakah suatu pembangunan yang dilaksanakan dengan perencanaan yang baik dapat dihentikan hanya karena alasan meninggalnya seorang penggagas? Apakah benar masyarakat tidak mampu menyediakan bahan baku?” tanya Apolo pada Sabtu (16/11/2024) di Jakarta, menekankan bahwa sebuah proyek besar seharusnya tidak terhenti hanya karena alasan tersebut.
Sementara Romanus berusaha meyakinkan publik dengan menyebutkan bahwa proyek ini sempat diusulkan untuk dimanfaatkan, namun minimnya komunikasi dengan masyarakat dan ketidakmampuan mereka untuk menyediakan bahan baku menjadi kendala utama.
Kritik ini membuka pertanyaan besar: apakah Romanus Mbaraka benar-benar memiliki visi yang jelas dan kemampuan untuk mengelola proyek besar di Papua Selatan, ataukah proyek senilai puluhan miliar ini hanya menjadi simbol kegagalan kepemimpinan yang seharusnya bisa memberikan manfaat langsung bagi masyarakat? Waktu yang akan menjawab apakah Romanus mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat atau justru semakin terperosok dalam kontroversi ini. (Ron)